REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Presiden Honduras Rafael Callejas, yang dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Amerika Serikat (AS) karena perannya dalam skandal korupsi FIFA, tutup usia pada Sabtu (4/4). Callejas meninggal dunia pada usia 76 tahun akibat serangan jantung di rumah sakit di Atlanta, AS.
"Kami dengan berduka cita mengumumkan bahwa suami, ayah, dan kakek tercinta telah pergi ke pelukan Tuhan," kata istri Callejas, Norma Gaborit de Callejas, dalam pernyataan yang dikutip AFP, Ahad (5/4).
Callejas merupakan ketua asosiasi sepak bola Honduras (Federacion Nacional Autonoma de Futbol de Honduras/FENAFUTH) dari 2002 sampai 2015. Ia juga merupakan mantan anggota Komite Pemasaran dan Televisi Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
Callejas menjadi salah satu dari 40 pejabat yang tersangkut kasus korupsi besar-besaran yang populer dengan nama "FIFAgate," yang mengguncang dunia sepak bola beberapa tahun silam. Ia dituding menerima suap dengan imbalan memberikan hak siar dan hak komersial pertandingan-pertandingan kualifikasi Honduras untuk Piala Dunia 2014, 2018, dan 2022 kepada perusahaan bernama Media World.
Callejas dinyatakan bersalah oleh Pengadilan AS, namun karena menderita leukimia, penahanannya telah beberapa kali ditangguhkan. Meski demikian, ia telah dilarang mengikuti semua kegiatan terkait sepak bola seumur hidup sejak 2016. Ia semestinya kembali mengikuti persidangan pada 5 Mei mendatang.
Skandal FIFA menggegerkan dunia pada Mei 2015 dengan diawali penangkapan terhadap tujuh pejabat senior FIFA di markas FIFA di Zurich, Swiss. Mereka dituding menerima suap dan uang haram bernilai sekitar 150 juta dolar sejak 1990-an.