REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 bukan lagi menjadi wabah penyakit biasa, tapi sudah masuk ke dalam kategori bencana yang bersifat non-alam. Karena yang terpengaruh adalah sistem bangunan sosial, bukan infrastruktur atau bangunan fisik, maka penanganannya pun harus mengandalkan atau membuat sistem bangunan sosial yang siap dan mampu untuk menghadapi bencana-bencana non alam semisal pandemi Covid-19 ini.
Hal ini pula yang kemudian dilakukan oleh LAZ Harapan Dhuafa Banten saat bersinergi dengan Caritas Australia dalam upaya membangun kekuatan sosial agar masyarakat bisa bersama-sama menghadapi dan mengatasi wabah Covid-19 yang saat ini menjadi pandemi global.
Sebanyak 22 kampung di 9 desa dan 4 Kecamatan yaitu Kec. Sindangresmi, Cibaliung, Sobang dan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang-Banten telah dilaksanakan program pembentukan Kampung Harapan Siaga Covid-19. Ini diikuti oleh perwakilan RT dan relawan warga dari 4 kecamatan tersebut.
Di antara program-program kampung harapan siaga Covid-19 yaitu membentuk satgas siaga Covid-19, sosialisasi PHBS, edukasi tindak pencegahan penyebaran Covid-19, pembersihan fasilitas umum, pelatihan relawan lokal, pembuatan sistem informasi kesehatan warga, pengaktifan lumbung pangan warga, pengadaan Crisis Center dan Hotline Layanan Informasi Publik.
Indah Prihanande selaku Direktur Utama LAZ Harapan Dhuafa saat dimintai penjelasan tentang Kampung Harapan yang digagas oleh LAZ Harapan Dhuafa bersinergi dengan Caritas Australia mengatakan bahwa Covid-19 bukanlah jenis penyakit biasa, tapi sudah dikategorikan sebagai bencana, karena Covid-19 ini dampaknya berpengaruh terhadap berbagai lini kehidupan, termasuk sistem dan struktur bangunan sosial masyarakat.
“Masyarakat di perkampungan minim dan sedikit mendapatkan informasi terkait Covid-19, dan ditambah lagi saat ini banyak orang-orang perantauan dari kota mulai kembali ke kampung halaman akibat adanya Covid-19. Dan bila masyarakat, khususnya yang berada di pelosok perkampungan tidak dibekali edukasi, pemahaman dan informasi yang memadai terkait Covid-19, maka mereka akan sangat rentan terpapar Covid-19 dan ini akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi, yaitu penyebaran Covid-19 yang tak terkendali,“ kata Indah dalam siaran persnya, Ahad (5/4).
Indah pun juga berharap dengan adanya Kampung Harapan Siaga Covid-19 atas sinergi yang dibangun oleh LAZ Harapan Dhuafa dan Caritas Australia ini bisa membantu menekan penyebaran dan penularan Covid-19, serta membangun kekuatan sosial bagi masyarakat untuk bisa bersama-sama menghadapi pandemi yang saat ini benar-benar membuat kita semua kewalahan.
Sedangkan Mamak Jamaksari sebagai Direktur Program sekaligus pelaksana lapangan saat diwawancarai tentang teknis pelaksanaan program Kampung Harapan Siaga Covid-19 mengatakan siap mengadakan pelatihan dan pembentukan Satgas Siaga Covid-19. "Tapi kami tetap mengikuti protokol pencegahan seperti peserta sebelum masuk harus cuci tangan pakai sabun terlebih dahulu dan pelatihan pun diadakan di luar ruangan dengan jarak peserta lebih dari 1 meter ruang, pesertanya juga dibatasi hanya 7-8 orang. Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari launching kampung harapan siaga Covid-19 sebagai penyangga dari program pemerintah yaitu desa siaga Covid-19. Dengan pelatihan ini diharapkan kampung-kampung ini dapat menjadi kampung yang siaga terhadap wabah ini serta juga mempersiapkan lumbung pangan warga apabila terjadi lockdown sewaktu-waktu. Selain itu juga, mengedukasi warga mengenai Covid-19 dan membentuk sistem informasi kesehatan bagi warga," ujarnya.
Sedangkan Pardi salah satu perwakilan warga asal Kp. Kedongdong, Kec. Cibaliung yang mengikuti pelatihan dan pembentukan Satgas Covid-19, mengaku bersyukur sekali adanya kerja sama LAZ Harfa dengan kampungnya dalam upaya pencegahan Covid-19.
"Kami jadi bisa tahu informasi dan hal apa saja yang bisa kami lakukan untuk menghadapi corona, untuk selanjutnya kami akan menindaklanjuti tim Satgas yang telah dibentuk agar program-program yang tadi sudah dipaparkan dapat langsung dijalankan," katanya.