REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta sampai saat ini masih tetap berpegang dan melaksanakan protokol pencegahan penyebaran virus Corona, seperti physical distancing. Namun juga menyiapkan antisipasi lain dengan tiga skenario untuk memperkuat protokol yang sudah ada.
“Sampai saat ini, kami belum akan menambah protokol pencegahan penyebaran virus Corona yang sudah dijalankan, yaitu bekerja dari rumah, jaga jarak fisik, dan sekolah dari rumah. Tetapi, antisipasi tetap diperlukan apabila terjadi arus mudik. Ada tiga skenario,” kata Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Ahad (5/4).
Menurut dia, masing-masing skenario tersebut disusun berdasarkan perkiraan mengenai situasi dan kondisi yang akan terjadi di Kota Yogyakarta, khususnya didasarkan pada jumlah pendatang yang masuk.
Skenario pembatasan akan diberlakukan secara optimal jika jumlah pemudik yang datang tercatat sangat banyak, sehingga diperlukan penataan arus masuk ke Yogyakarta sekaligus manajemen lalu lintasnya.
Sedangkan skenario moderat akan dijalankan jika jumlah pemudik masih dinilai dalam batas yang normal, serta terakhir adalah skenario landai.
“Semuanya akan diatur berdasarkan pola pengaturan arus masuk dan keluar dari Kota Yogyakarta, manajemen arus lalu lintas dalam kota dan pengawasan ketat di titik kumpul, seperti stasiun, terminal dan lokasi lain,” katanya.
Dengan demikian, lanjut Heroe, usulan mengenai pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tersebut akan disesuaikan dengan perkembangan kasus COVID-19 dan arus mudik yang masuk ke Kota Yogyakarta.
“Jika kondisinya masih tetap sama dan tidak ada penambahan yang signifikan, protokol yang diterapkan masih sama seperti saat ini,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Agus Arif Nugroho mengatakan sudah berkomunikasi dengan sejumlah perusahaan otobus di kota tersebut, guna memastikan komitmen mereka dalam mendukung upaya pencegahan penularan virus Corona.
“Kami sudah bicara dan sudah ada komitmen dari pengusaha untuk tidak melayani mudik dari dan ke Yogyakarta. Semuanya sudah memahami kondisi yang sedang dihadapi. Memang kondisi saat ini berat, tetapi membutuhkan kebersamaan dari semua pihak agar cepat berlalu,” katanya.
Sedangkan untuk manajemen lalu lintas, Agus mengatakan, belum perlu dilakukan perubahan atau penyesuaian karena kondisi lalu lintas di Kota Yogyakarta cenderung sangat lengang.
“Masyarakat sudah memahami imbauan untuk tetap berada di rumah. Kondisi lalu lintas pun tersisa 25 sampai 30 persen dari hari biasa,” katanya.