Ahad 05 Apr 2020 13:26 WIB

Trump: Pekan Depan akan Ada Banyak yang Meninggal di AS

Donald Trump menyebut dalam dua pekan akan ada banyak yang meninggal di AS.

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut dalam dua pekan akan ada banyak yang meninggal di AS. Ilustrasi.
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut dalam dua pekan akan ada banyak yang meninggal di AS. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Donald Trump meminta masyarakat di Amerika Serikat (AS) bersiap-siap menghadapi lonjakan jumlah kematian dalam beberapa hari mendatang. Kini negara tengah itu menghadapi masa penyebaran wabah virus corona, yang ia sebut sebagai dua pekan yang paling berat.

"Akan banyak orang yang meninggal," kata Trump saat memberikan pemaparan kepada wartawan.

Baca Juga

Jumlah kasus Covid-19 di AS saat ini merupakan yang terbesar di dunia. Lebih dari 306 ribu orang di AS telah dinyatakan positif mengidap Covid-19 dan sudah 8.300 orang kehilangan nyawa akibat virus tersebut menurut penghitungan Reuters.

Para pakar medis di kantor kepresidenan Gedung Putih telah memperkirakan bahwa pandemi tersebut bisa membunuh antara 100 ribu dan 240 ribu penduduk Amerika, bahkan jika perintah untuk berada di rumah dipatuhi masyarakat. "Kita akan tiba pada masa yang akan sangat mengerikan," kata Trump di Gedung Putih.

"Kita mungkin tidak pernah melihat jumlah seperti ini. Mungkin selama perang, saat Perang Dunia Pertama atau Kedua atau seperti itu," katanya menambahkan.

Di New York City, jumlah kematian akibat Covid-19 tercatat lebih dari seperempat angka korban jiwa di seluruh AS, menurut penghitungan Johns Hopkins University. Rumah sakit dan rumah duka di kota itu bergelut untuk menangani pasien yang berada dalam keadaan kritis serta memakamkan mereka yang meninggal.

Karena bisa menghadapi risiko tertular, banyak orang yang keluarganya sakit parah di New York City akhirnya tidak bisa menemui orang-orang terkasih pada akhir hayat mereka. New York merupakan negara bagian di AS yang paling parah terdampak wabah tersebut.

Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan pada Sabtu (4/4) bahwa penyakit-penyakit terkait virus corona telah membunuh 630 orang dalam 24 jam di negara bagian itu. Covid-19, kata Cuomo saat konferensi pers, sejauh ini telah menyebabkan 3.565 orang di New York meninggal. Keadaan paling mengkhawatirkan terlihat di Long Island, di timur New York City.

Cuomo mengatakan, di Long Island penularan kasus virus corona seperti penyebaran api. "Kita belum berada di puncak. Kita semakin dekat. Menurut perkiraan kami, kita berada dalam kisaran tujuh hari," kata Cuomo.

"Baru 30 hari sejak kasus pertama kita muncul rasanya seperti seumur hidup," ujarnya menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement