Ahad 05 Apr 2020 14:04 WIB

Australia Optimistis Penyebaran Virus Corona Melambat

Pejabat kesehatan Australia optimistis penyebaran corona melambat

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Warga melintas di depan Reserve Bank of Australia di Sydney. Pejabat kesehatan Australia optimistis penyebaran corona melambat. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Rick Rycroft
Warga melintas di depan Reserve Bank of Australia di Sydney. Pejabat kesehatan Australia optimistis penyebaran corona melambat. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE - Pejabat kesehatan Australia mengatakan mereka sangat optimistis tentang melambatnya penyebaran virus corona di Australia. Namun, mereka memperingatkan pembatasan jarak sosial harus tetap di tempat selama berbulan-bulan.

Kasus yang dikonfirmasi naik sebanyak 181 selama periode 24 jam hingga Ahad (5/4) dini hari. Hal ini menjadikan total di Australia menjadi 5.635. Korban meninggal akibat Covid-19 naik menjadi 34 orang. Kondisi ini menunjukkan tingkat infeksi harian di bawah lima persen, sekitar seperlima dari apa yang Australia alami pada pertengahan Maret.

Baca Juga

Direktur Perlindungan Kesehatan New South Wales (NSW) Jeremy McAnulty mengatakan ada harapan bahwa perataan kurva infeksi baru telah dimulai. "Kami ingin berharap, tetapi tidak terlalu melebih-lebihkan angka," kata McAnulty.

Menteri Kesehatan Greg Hunt pada Sabtu (4/4) memperingatkan bahwa meskipun ada pertanda baik, warga Australia masih harus menjaga jarak dengan orang lain selama setengah tahun ke depan. "Ini adalah periode enam bulan yang sulit yang harus kita lalui," kata Hunt.

Laporan Mobilitas Komunitas Google pada 29 Maret, yang memetakan tren pergerakan dari waktu ke waktu, menunjukkan orang Australia mengurangi perjalanan mereka ke restoran dan pusat perbelanjaan hanya sebesar 45 persen. Sementara lalu lintas ke toko kelontong menurun hanya seperlima.

Data ini mendahului pengenalan pembatasan yang lebih keras pekan lalu, yang membatasi pertemuan publik untuk dua orang dan mendesak sebagian besar untuk tinggal di rumah. Perbatasan negara, kafe, klub, taman, dan pusat kebugaran telah ditutup.

Beberapa negara juga telah memberi polisi kekuatan untuk menegakkan aturan melalui denda di tempat yang besar dan kemungkinan hukuman penjara. Polisi Victoria mengeluarkan 142 denda pada Sabtu karena melanggar aturan jarak sosial.

Selandia Baru dengan cepat memperkenalkan pembatasan ketat yang telah memerintahkan lebih banyak orang untuk tinggal di rumah. Menurut Google, di negara ini perjalanan ke fasilitas ritel dan rekreasi seperti restoran, kafe, atau pusat perbelanjaan turun 91 persen.

Selandia Baru mencatat 48 kasus baru pada Ahad (5/4) sehingga total menjadi 872 orang. Satu orang telah meninggal sejauh ini karena penyakit pernapasan seperti flu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement