REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mali, Somalia, dan Uganda bisa dibilang negara tujuan kurban yang tidak pernah absen dari daftar Global Qurban. Di tiga negara tersebut, puluhan hingga ribuan hewan kurban dermawan dari Indonesia biasanya bermuara.
Masih jelas di ingatan tim Global Qurban ketika lapangan Madrasah di Desa Djoro, Provinsi Segou, Mali, ramai dipadati warga setempat. Hari itu bulan Agustus 2018, bertepatan dengan perayaan Iduladha. Sejumlah 25 sapi disembelih untuk masyarakat di sana.
“Di Negara Mali, memang banyak yang prasejahtera. Mereka umumnya beternak dan bertani, namun belum tentu juga makan daging," ujar tim Global Qurban yang bertugas di mengawal pemotongan kurban Global Qurban di Mali, Firdaus Guritno, dalam keterangan yang didapat Republika, Ahad (5/4).
Firdaus juga menyebut, masyarakat yang bertani, rata-rata berasnya bukan untuk mereka. Hasil tani mereka dijual ke luar, dan warganya mendapat beras impor yang kualitasnya lebih buruk dari yang mereka tanam.
Selain Segou, ada provinsi lain yang juga menerima kurban para dermawan. Firdaus mengatakan, hingga ratusan sapi disembelih untuk negara yang berada di sebelah utara dan berbatasan dengan gurun sahara itu.
Laporan dari Dewan Pengungsian Norwegia (NRC) pada November 2018 mencatat, 34 ribu jiwa di Mali kelaparan dan sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan. Kebanyakan kasus kelaparan sendiri terjadi adalah karena konflik internal yang melanda negara tersebut.
Dari Mali, tim bergerak ke Somalia. Kelaparan bahkan tampak dari sejumlah warga di Mogadishu, ibu kota negara di timur benua Afrika ini.
Mogadishu menjadi kota yang penuh krisis. Ada jutaan jiwa pengungsi internal, kemiskinan, kelaparan, kemarau panjang, hingga ancaman keamanan terjadi sepanjang tahun.
Tim Global Qurban untuk Somalia, Andi Noor Farariba mengatakan, sekitar 1.200 sapi disembelih dan didistribusikan di Mogadishu, juga di beberapa kota lain di Somalia pada Idul Adha 2019. Somalia disebut masih dibelit dengan sejumlah masalah kemanusiaan.
"Ratusan ribu pengungsi internal tinggal di tenda-tenda yang hanya dibangun dari ranting pohon dan kain. Sepanjang perjalanan di Mogadishu, yang terlihat hanya deretan kamp-kamp internal. Pendistribusian daging kurban dilakukan di sejumlah kamp-kamp tersebut,” ujar Faradiba.
Pendistribusian daging kurban menjangkau tiga distrik yang berbeda. Ketiga distrik itu meliputi Distrik Mogadishu di Provinsi Banadir, Distrik Washeikh di Provinsi Middle Shabelle, dan Distrik Baidoa di Provinsi Bay. Krisis kemanusiaan yang terjadi di distrik-distrik tersebut, semuanya serupa.
Selain Mali dan Somalia, sekelumit ingatan bahagia Tim Global Qurban ukir di Uganda. Muslim Uganda mengaku tidak dapat menyantap daging kurban pada perayaan Iduladha.
Tingkat kemiskinan yang tinggi membuat mereka tak mampu membeli hewan kurban. Tak ada yang dapat berkurban, maka tak juga ada yang memperoleh pemberian daging kurban.
Dua tahun lalu tim menyembelih daging kurban di wilayah Mbale dan ada pula yang di Karamoja. Tim Global Qurban yang bertugas di Uganda, Said Mukaffiy mengatakan, populasi masyarakat yang membutuhkan di Karamoja juga banyak.
"Amanah utama kami di sini (Uganda) memang membagikan daging kurban kepada masyarakat yang membutuhkan. Alhamdulillah, sudah hampir kami rampungkan," kata Said.
Said menambahkan, wilayah distribusi Global Qurban di Somalia menjangkau tujuh distrik, yaitu Distrik Nakobekobe, Distrik Amudat, Distrik Karita, Distrik Gerigi, Distrik Chepusukuya, Distrik Morita, dan Distrik Nabilatuk. Seluruhnya berada di dalam wilayah Karamoja.
Tim Global Qurban berharap Idul Adha tahun ini lebih banyak dermawan berkurban sehingga lebih banyak masyarakat dunia yang dapat dijangkau.