Ahad 05 Apr 2020 18:57 WIB

Haedar Imbau Warga tidak Mudik Selama Pandemik Corona

Haedar mengajak umat tak melakukan sesuatu yang menimbulkan kemudharatan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nasir mengimbau warga tak mudik selama pandemi corona.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nasir mengimbau warga tak mudik selama pandemi corona.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, mengatakan mudik dalam keadaan normal yang jadi tradisi bangsa Indonesia merupakan sesuatu yang sangat positif. Tapi, tidak saat keadaan seperti belakangan.

Mudik menjalin silaturahim, merekat kekeluargaan dan kekerabatan, serta merawat hubungan sosial dengan lingkungan setempat. Tapi, ketika musibah besar seperti wabah Covid-19, mudik perlu dipertimbangkan tidak dilakukan.

Baca Juga

"Kegiatan-kegiatan keagamaan saja dibatasi sedemikian rupa sesuai dengan hukum syariat, maka mudik tentu saja sebagai kegiatan sosial dapat dihentikan atau tidak dilaksanakan," kata Haedar, Ahad (5/4).

Dalam suasana seperti ini, ia mengajak umat mengedepankan prinsip la dharara wa laa dhirara. Artinya, jangan lakukan sesuatu yang timbulkan kemudharatan atau kerugian bagi diri sendiri dan keluarga, atau bahkan bagi orang banyak.

"Saatnya kita sekarang ini mencoba mengerem semua kegiatan, termasuk mudik, mudik bisa diganti di waktu lain di saat kita sudah ke luar dari musibah ini, insya Allah akan ada manfaatnya," ujar Haedar.

Soal kebijakan transportasi, Haedar berharap pemerintah ada di satu langkah dan kebijakan yang sama. Yaitu, ketika organisasi-organisasi keagamaan, khususnya kalangan muslimin diminta fatwa mudik dan kegiatan keagamaan.

Bahkan, sebagian ada yang sudah mengharamkan mudik pada saat seperti ini. Karenanya, ia menilai, selayaknya pemerintah melakukan kebijakan sejalan, jangan sampai diusik hal-hal lain.

"Jangan sampai pertimbangan-pertimbangan ekonomi dan hal-hal lain, lalu transportasi dan kebijakan transportasi tidak sejakan dengan imbauan mudik pada tahun ini," kata Haedar.

Ia menekankan, semua pasti ingin ke luar dari musibah yang besar. Serta, sama-sama berharap dan bermunajat agar bangsa Indonesia dan warga dunia segera berakhir dari wabah Covid-19.

Haedar turut mengajak semua elemen masyarakat untuk senantiasa berikhtiar. Termasuk, ia menegaskan, dengan cara tidak perlu mudik untuk tahun ini dan menghindari kegiatan-kegiatan sosial lain yang dapat memperluas Covid-19. "Semoga Allah menghindarkan kita dari wabah ini," ujar Haedar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement