REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama terkemuka abad pertengahan, al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani (1372- 1449) menulis kitab yang membahas wabah thaun yang berjudul Badzlu al Maun Fi Fadhli al Thaun. Akademisi UIN Syarif Hidayatullah yang juga filolog Prof Oman Fathurahman menjelaskan, salah satu yang dibahas dalam kitab itu adalah soal penyebaran wabah thaun pada saat itu.
Tha'un yang dibicarakan dalam Badzlu menyebar luas ke banyak wilayah. Tidak hanya Eropa, melainkan juga Jazirah Arab bahkan China. Jutaan orang meninggal dunia karena wabah tersebut. Ini jauh lebih banyak daripada wabah pada zaman Khalifah Umar bin Khattab yang, dalam catatan al-Asqalani, menyentuh angka 25 ribu orang korban jiwa. Di dalam kitab Badzlu, al-Asqalani mengung kapkan daerah-daerah yang terdampak tha'un, seperti Baghdad, Aljazair, dan Mosul (Irak).
Menurut Kang Oman, sapaan akrab Prof Oman, korban thaun pada saat itu abad ke-14 jumlahnya tidak sedikit. Dalam satu-dua hari saja, yang wafat bisa mencapai 70 ribu orang. Thaun ini juga menyebar ke Yaman dan Negeri Hijaz. Kemudian, di Mesir, yang meninggal dalam 10 bulan, banyak. Setiap harinya itu seribu orang.
"Jadi, sekali lagi, itu (Wabah) bukan satu hal yang bisa dianggap enteng oleh kita," ucap Kang Oman.