REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Keberadaan kerajinan asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tidak kalah kualitasnya dengan daerah lainnya. Salah satunya kerajinan pelepah atau serat pohon pisang karya Dagus Subrata atau Mang Odaw asal Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi yang produknya sudah menembus pasar dunia.
Dagus merintis kerajinan miniatur serat pohon pisang sejak 2015 lalu. Pada waktu itu ia membuat tempat untuk batu akik yang tengah booming dari anyaman serat pohon pisang.
Namun pada 2016 tren batu akik meredup dan akhirnya Mang Odaw membuat kerajinan miniatur dari serat pohon pisang. Keahliannya menganyam dari serat pohon pisang ini belajar sendiri atau otodidak dan kepada temannya yang ahli membuat anyaman. Kini produk dari Mang Odaw sudah dipasarkan hingga ke negara Eropa seperti Italia, Spanyol dan Amerika Serikat serta Jepang.
''Saya terjun membuat kerajinan miniatur serat pisang karena langka dan jarang serta belum pernah mendengar ada yang membuatnya di dunia,'' ujar Mang Odaw yang juga pecinta motor Vespa dan pendiri komunitas Palabuhanratu Vespa Club pada 2000, Ahad (5/4). Pada awalnya ia membuat perahu congkreng dari serat pohon pisang dan dishare atau dimasukkan foto hasil karyanya ke media sosial Facebook.
''Beberapa saat kemudian ada yang inbox dengan menggunakan bahasa Italia sehingga tidak dimengerti,'' kata Mang Odaw. Selanjutnya ia ke warnet dan memakai sarana google translate untuk menterjamahkan.
Hasilnya ungkap mang Odaw diketahui warga asing dari Italia ini bertanya mengenai bahan dan harga serta proses pembuatan kerajinan. Setelah dijelaskan, warga Italia itu memesan dua miniatur kendaraan Vespa.
''Awalnya bukan untuk dijual tapi karena hobi, tapi akhirnya dilayani karena menjadi peluang bisnis,'' ujar Mang Odaw. Proses pembuatan miniatur Vespa ini memakan waktu hingga tiga minggu sampai satu bulan.
Di mana proses pembuatannya diperlihatkan melalui media Facebook. Setelah rampung dibuat, produk kerajinan ini langsung dikirim ke Italia dengan harga per satu unit miniatur Rp 1,5 juta.
''Warga Italia ini merespon baik dan hasilnya banyak warga dari Italia memesan produk yang sama,'' kata Mang Odaw. Sebab pemasarannya terbantu dari mulut ke mulut serta melalui media sosial.
Diakui Mang Odaw, produknya memang harus dipesan sesuai dengan pesanan dari konsumen. Selain dari Italia, negara lainnya yang memesan antara lain Inggirs, Amerika Serikat, Spanyol, dan Jepang. Di mana untuk membuat satu pesanan bisa membutuhkan waktu seminggu hingga lebih tergantung tingkat kesulitannya.
Produk kerajinan serat pohon pisang ini makin menggeliat setelah Pemkab Sukabumi melirik hasil karya Mang Odaw. Khususnya dalam pengembangan kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu dan pernah dilibatkan dalam mengisi stand acara Pekan Olahraga Nasional (PON).
''Dinas Pariwisata meminta produk kami dan jadi oleh-oleh khas Sukabumi,'' ungkap Mang Odaw. Selain itu produknya juga digunakan secara pribadi oleh dosen di Uniersitas Padjadjaran Bandung dan secara kelembagaan oleh Telkom University Bandung.
Miniatur yang dihasilkan Mang Odaw juga cukup beragam. Di samping vespa da perahu ia juga membuat miniatur lumbung padi atau leuit, sepeda ontel, dan plakat. Mang Odaw mengatakan, pemasaran yang dilakukannya tetap melalui media online. Selain itu dia memiliki gerai Rumah Serat Pohon Pisang.
Kini diakui Mang Odaw banyak pemesan terutama dari luar negeri terhadap produknya sementara dari dalam negeri masih sedikit. ''Awalnya membuat sendirian kini merekrut karyawan karena pesanan makin banyak,'' cetus dia.
Mang Odaw menuturkan, ke depan ia berharap keahliannya membuat kerajinan ini bisa ditularkan kepada yang lain terutama generasi muda. Sebab keahlian membuat miniatur dari serat pisang sangat langka di dunia dan harganya bisa bersaing.
''Harapannya ada pelatihan atau workshop membuat kerajinan miniatur yang difasilitasi pemerintah,'' kata Mang Odaw. Sehingga potensi kerajinan asal Sukabumi terus berkembang salah satunya miniatur serat pisang.
Mang Odaw berharap dengan kerajinannya bisa membanggakan Sukabumi di mata dunia. ''Kerajinan miniatur ini serat pohon pisang di dunia langka dan sangat diapresiasi,'' cetus dia.
Ia mengatakan miniatur ini sangat kuat, meskipun hanya ditempelken dengan lem dan masih bertahan produknya diberbagai negara. Sehingga produk ini terjamin secara kualitasnya.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan, keberadaan pengrajin ini melengkapi kawasan geopark. Di mana pengelolaan geopark dengan memaksimalkan potensi usaha kecil dan menengah (UKM) yang ada di setiap kecamatan.
Salah satunya kerajinan miniatur dari serat pohon pisang. '' Pemkab akan terus mendorong perkembangan kerajinan agar terus tumbuh dan berkembang sehingga rakyat makin sejahtera,'' imbuh dia.
Salah seorang warga Kabupateb Sukabumi Rahmat (43 tahun) mengatakan, produk miniatuur dari serat pohon pisang ini sangat unik dan menarik. '' Sangat langka dan menjadi kebanggaan bagi daerah,'' imbuh dia.