REPUBLIKA.CO.ID, MERSEYSIDE -- Komunitas supporter Liverpool, Spirit of Shankly mengecam kebijakan Liverpool untuk merumahkan seluruh karyawan non tim. Mereka menunggu penjelasan keputusan kontroversial klub ini.
Ketua Spirit of Shnakly, Joe Blott telah menuliskan surat terbuka pada CEO Liverpool, Peter Moore. Dia ingin ada penjelasan mengapa kebijakan tersebut dibuat tanpa menilai dampaknya.
"Kami ingin keadilan bagi semua karyawan dan itulah yang ingin kami capai disini," kata Blott dilansir dari laman Liverpool Echo, Senin (6/4).
Sebelumnya, Liverpool membuat skema untuk memangkas gaji karyawan non tim hingga 20 persen. Nyatanya, keputusan tersebut mendapat kritik tajam dari supporter dan mantan pemain.
"Sejak pengumuman penundaan kompetisi bulan lalu, saya pikir semua fokus kita beralih ke situasi dan kami baru saja menyatanan keprihatinan kami bahwa karyawan non tim pun harus diperlakukan dengan adil," katanya.
Dia berharap klub bisa kembali mempekerjakan dan membayar gaji penuh. Apalagi, kebijakan untuk merumahkan karyawan dibuat kurang dari enam pekan klub mengumumkan omzet mereka, yakni sebesar 533 juta pound dan laba sebelum pajak 42 juta pound.
"Apakah itu sesuai dengan nilai klub yang harus diusahakan oleh bisnis bernilai jutaan pound untuk memanfaatkan skema cuti dari pemerintah pusat?" tegasnya.