REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pelaksanaan tes PCR dan juga rapid test dapat diprioritaskan kepada masyarakat yang berisiko tinggi. Jokowi meminta tes itu diprioritaskan untuk warga yang masuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP) maupun orang dalam pengawasan (ODP) serta tenaga kesehatan.
"Saya betul-betul minta agar tes PCR, pelaksanaan rapid test ini diberikan prioritas untuk orang-orang yang berisiko tinggi. Baik itu dokter dan keluarganya sekali lagi, untuk yang PDP, untuk yang ODP," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas laporan tim gugus tugas covid-19, Senin (6/4).
Jokowi juga meminta agar pemeriksaan tes untuk mendeteksi adanya virus corona yang dilakukan di laboratorium-laboratorium dilakukan secara cepat. Sehingga, dapat segera diketahui siapa saja yang positif terjangkit virus ini.
"Sekali lagi kecepatan pemeriksaan di laboratorium agar didorong lagi, ditekan lagi agar lebih cepat. Dan kita harapkan dengan kecepatan itu kita bisa mengetahui siapa yang telah positif, dan siapa yang negatif," katanya.
Untuk memberikan perlindungan kesehatan kepada tim medis, Presiden menginstruksikan agar pengadaan dan distribusi alat pelindung diri (APD) dan alat-alat kesehatan lainnya yang dibutuhkan di rumah sakit agar dipercepat. Distribusi ke berbagai daerah pun juga harus diawasi sehingga betul-betul tersalurkan ke rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan.
Lebih lanjut, Presiden juga meminta agar pemerintah menyiapkan ketersediaan masker untuk masyarakat. Sebab, WHO telah menganjurkan agar seluruh masyarakat kini mengenakan masker. Pemerintah pun juga telah mewajibkan masyarakat agar menggunakan masker setiap beraktivitas baik di dalam maupun luar rumah.
"Saya melihat, membaca bahwa WHO menganjurkan agar semuanya memakai masker. Saya minta juga penyiapan masker ini sekarang ini betul-betul disiapkan dan diberikan kepada masyarakat. Karena kita ingin setiap warga yang harus keluar rumah itu wajib memakai masker," jelasnya.