Senin 06 Apr 2020 15:05 WIB

Ilmuwan Temukan Cara Akurat Tentukan Usia ikan Hiu Paus

Usia ikan hiu paus ditentukan menggunakan isotip karbon 14.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Ikan Hiu paus (Rhincodon typus).
Foto: wikipedia
Ikan Hiu paus (Rhincodon typus).

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Ikan hiu paus (Rhincodon typus) diketahui merupakan ikan terbesar di dunia yang berukuran sekitar 13 meter. Namun, usia Hiu Paus tetap menjadi misteri.

Untuk menjawab pertanyaan ini, para ilmuwan telah mencari di tempat yang agak aneh, yaitu melalui warisan radioaktif dari tes bom nuklir yang dilakukan selama Perang Dingin. Dilansir di IFL Science, Senin (6/4) ikan hiu paus terdaftar sebagai spesies yang terancam punah dalam Daftar Merah IUCN.

Baca Juga

Untuk menerapkan strategi konservasi dan pengelolaan yang efektif untuk ikan, diperlukan estimasi akurat mengenai usia dan tingkat pertumbuhannya.  Namun, tidak seperti beberapa spesies ikan, hiu dan pari tidak memiliki struktur tulang kecil yang disebut otoliths yang biasa digunakan para ilmuwan dapat memperkirakan usia mereka.

Sebaliknya, pada hiu paus, petunjuknya terletak pada tulang belakang mereka. Setiap vertebra memiliki pita yang berbeda, seperti cincin batang pohon, yang dibuat saat hiu bertambah tua.

Tetapi ada perbedaan pendapat. Beberapa studi menunjukkan cincin baru terbentuk setiap tahun. Sementara studi lain mengusulkan cincin dihasilkan dua kali setahun.

Untuk menyelesaikan perdebatan, tim peneliti internasional telah menggunakan metode lain untuk memverifikasi laju cincin. Mereka menggunakan radioaktif karbon dengan isotop 14. Zat ini digunakan oleh para arkeolog untuk mengabadikan fosil. Unsur radioaktif meluruh secara konstan dari waktu ke waktu.

Jika ada peningkatan karbon-14 di lingkungan pada satu titik dalam kehidupan hiu, diperkirakan lonjakan itu juga ditemukan di tulang yang dikembangkannya pada waktu itu.

Untuk penelitian ini, yang diterbitkan dalam Frontiers in Marine Science, tim peneliti melihat masa Perang Dingin (khususnya tahun 1950-an dan 60-an) ketika AS, Uni Soviet, Inggris, Prancis, dan China melakukan uji coba senjata nuklir. Hasil sampingan dari tes ini adalah penggandaan karbon-14 di atmosfer.

Ini berhasil menembus samudera, melalui jaring makanan, dan kemudian ke organisme laut, menghasilkan tanda tangan karbon-14 tinggi yang masih bertahan.

Tim tersebut membandingkan data isotop karbon dari cincin pertumbuhan di ruas dua hiu paus yang telah lama mati yang disimpan di Pakistan dan Taiwan dengan dua kronologi referensi karbon-14 dalam air permukaan dan karang.

Hal ini memungkinkan para peneliti untuk menentukan seberapa sering cincin itu terbentuk di hiu paus, dan oleh karena itu berapa usia mereka.

"Kami menemukan bahwa satu cincin pertumbuhan pasti diendapkan setiap tahun," kata Dr Mark Meekan, ilmuwan peneliti utama senior di Institut Ilmu Kelautan Australia.

"Ini sangat penting, karena jika Anda menilai terlalu tinggi atau di bawah perkiraan, Anda pasti akan berakhir dengan strategi manajemen yang tidak berhasil, dan Anda akan melihat anjloknya populasi," jelasnya.

Hiu dari Taiwan dipastikan berumur 35 tahun pada saat kematian. Sedangkan hiu dari Pakistan secara meyakinkan ditetapkan sebagai berumur 50 tahun pada saat kematian. Pencapaian ini menandai pertama kalinya usia hiu paus telah diverifikasi secara jelas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement