REPUBLIKA.CO.ID, Meski berasal dari sekolah teologi, Iosif Vissarionovich Dzhugashvili merupakan seorang kader Bolshevik yang berpengaruh. Dia pernah ditangkap enam kali aparat rezim Tsar Nikolai II. Demi menghindari aparat, Iosif menggunakan identitas Stalin yang berarti manusia baja. Nama ini pun digunakan hingga dia wafat pada 1953.
Nama Stalin dibubuhkan dalam catatan sejarah kelam Rusia. Rangkaian pembunuhan tokoh politik dilakukan saat dia menjabat sekretaris jenderal Partai Komunis. Bukan cuma antikomunis yang diincar, anggota Politbiro yang menentang kebijakannya pun dibersihkan lewat polisi rahasia. Bayangkan saja, dua per tiga dari total anggota Central Committee yang terpilih pada Kongres Partai 1934 terbunuh selama kebijakan 'pembersihan' yang dilakukan Stalin.
Kekejaman Stalin juga populer di hadapan massa akar rumput. Salah satu kebijakan ekonomi yang diterapkan tokoh yang dilahirkan di Goru, Georgia, 1879 ini adalah pemaksaan kolektif pertanian. Kebijakan ini pun amat dibenci para petani. Mereka menolak kebijakan tersebut. Pada awal 1930-an, atas perintah Stalin, jutaan petani dibunuh atau dibiarkan mati kelaparan. Tidak ada angka pasti mengenai korban pembersihan Stalin. Tapi, jumlahnya berkisar 30 juta jiwa.
Stalin hidup sezaman dengan tokoh fasis asal Jerman, Adolf Hitler. Dua nama ini bahkan sempat meneken perjanjian nonagresi mereka pada Agustus 1939. Nama Hitler pun ditoreh dengan tinta darah. Kebijakannya membuat nyawa lebih dari 35 jiwa melayang.
Pendiri Partai Buruh Nasionalis Sosialis Jerman (Nazi) ini melancarkan politik pembunuhan massal yang tak tertandingi dalam sejarah. Dia seorang rasis fanatik yang amat memusuhi orang Yahudi. Selama rezimnya, dia membangun kamp-kamp pemusnahan massal yang dilengkapi dengan kamar gas berukuran raksasa. Pria, wanita, anak-anak, dan orang tua dikumpulkan, kemudian dikirim dengan kereta ternak untuk dibunuh di kamar-kamar gas.
Bukan hanya Yahudi, Hitler pun membunuhi orang gipsi dan Rusia. Mereka dianggap sebagai bangsa ras rendahan dan musuh negara. Selama bertahun-tahun, kamp maut Hitler diorganisasi dengan teliti layaknya sebuah perusahaan bisnis besar. Arsip-arsip disimpan rapi, kuota ditetapkan, dan para jenazah digeledah untuk mencari barang berharga, seperti gigi emas atau cincin kawin. Tak hanya itu, jenazah korban Hitler juga dimanfaatkan untuk pembuatan sabun.
Baik Stalin maupun Hitler memiliki reputasi sebagai pembunuh berdarah dingin. Micheal Hart dalam bukunya 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia menempatkan kedua nama ini pada nomor urut 39 (Hitler) dan 66 (Stalin). Menurut Hart, pengaruh bisa berarti positif atau negatif. Dalam konteks ini, Hart pun mengaku tetap menulis kisah mereka karena sudah 'mengganggu' kehidupan dunia.
Tokoh-tokoh kontroversial juga ditulis di dalam kitab suci. Sebagai contoh, kita mengenal Firaun melalui Alquran. Raja Mesir ini telah membunuh bayi-bayi lelaki di Mesir hanya karena hendak menemukan Nabi Musa AS. Lewat mimpinya, seperti apa yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Katsir, Firaun bermimpi melihat api yang keluar dari Baitul Maqdis dan memasuki rumah-rumah orang Qibti di Mesir kecuali rumah Bani Israil. Oleh penafsir mimpinya, dikatakan bahwa kekuasaannya akan berakhir di tangan Bani Israil.
Dari kubu Bani Israil, terdapatlah laporan yang disampaikan oleh kerabatnya bahwa mereka tengah menunggu kelahiran putra terbaiknya. Disebutkan, melalui bayi laki-laki itu, Bani Israil akan meraih kekuasaan dan kedudukan yang tinggi. Setelah itu, Firaun yang kejam langsung memerintahkan untuk membunuh semua bayi laki-laki dan membiarkan hidup bayi perempuan.
Terkait cara pembunuhan terhadap bayi laki-laki Bani Israil, sebagaimana disebutkan dalam tafsirnya, Ibnu Katsir mengatakan, mereka disiksa dengan penyembelihan anak laki-lakinya. Riwayat ini juga menafsirkan firman-Nya, "Dan mereka menyiksa kamu dengan siksaan yang pedih. Mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan anak-anakmu yang perempuan agar tetap hidup." (QS Ibrahim: 6).
Tidak cukup di situ, Firaun pun menyiksa Bani Israil. Ketika itu, kaum Bani Israil adalah budak Firaun. Mereka dipekerjakan untuk mendirikan bangunan-bangunan yang besar dan kota-kota dengan kerja paksa. Maka, Nabi Musa AS meminta Firaun agar Bani Israil dibebaskan. Tidak hanya itu, Firaun pun mendeklarasikan diri sebagai tuhan. Ana rabbukum al-'ala (akulah tuhanmu yang tinggi).
Allah SWT telah menuliskan dalam Alquran tentang kisah kezaliman Firaun, Qarun, Namrud, hingga Bani Israil. Sejarah kerap berulang manakala Allah SWT menurunkan manusia-manusia zalim yang tercatat pada sejarah modern. Mereka diciptakan tak lain sebagai contoh bagaimana manusia membuat kerusakan di muka bumi. Orang-orang yang diceritakan dan diperdengarkan kisah-kisah itu diharapkan akan mendapat petunjuk, sehingga tak mengulangi kesalahan kaum terdahulu.
"Sesungguhnya, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alquran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (QS Yusuf: 111). Wallahu a'lam.