Senin 06 Apr 2020 15:15 WIB

Produksi Iphone Tertunda karena Lockdown India

India melakukan lockdown selama 21 hari.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Ponsel iPhone / Ilustrasi
Foto: Flickr
Ponsel iPhone / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI— Produksi Iphone tertunda karena lockdown di India. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Apple merakit produk Iphone lewat vendor yang memiliki fasilitas produksi yang ada di India. Namun, untuk sementara ini fasilitas produksi dari vendor itu harus mengalami penutupan karena India sedang melakukan kebijakan lockdown terkait penyebaran corona.

Dilansir dari GSM Arena pada Senin (6/4), India melakukan lockdown selama 21 hari. Kedua vendor yang memiliki fasilitas produksi di India itu adalah Foxconn dan Wistron.

Baca Juga

Hal ini pun otomatis membuat proses produksi Iphone di India menjadi tertunda. Pasalnya, saat ini Foxconn tengan berhenti melakukan kegiatan produksi hingga 14 April 2020. Sementara itu, Winstron juga melakukan hal yang sama, tetapi belum memastikan akan melakukan penutupan sampai kapan.

Di satu sisi, corona juga terbukti telah memberikan dampak yang signifikan bagi pasar global, termasuk pada industri smartphone. Sebuah perusahaan riset bernama Strategy Analytics pun telah mengalkulasi besaran dampak corona terhadap industri gawai.

Dilansir dari GSM Arena pada Selasa (24/3), mayoritas produksi gawai dilakukan di China, baik berupa produk jadi maupun perangkat penunjang. Otomatis, pandemi di China langsung berdampak pada sektor manufaktur di negara tersebut.

Selain itu, hal ini pun memengaruhi kondisi pasokan kebutuhan gawai di seluruh dunia. Kondisi ini pun diperparah dengan anjloknya minat masyarakat untuk membeli gawai demi memenuhi kebutuhan lain yang lebih urgen.

Secara kuantitas, Strategy Analytics pun merilis angka penurunan yang cukup signifikan. Berdasarkan cacatan pengiriman gawai pada Februari 2019, total pengirimanya sebanyak 99,2 juta unit gawai. Sementara itu, untuk rekapitulasi pengiriman pada Februari 2020, total pengirimanya hanya sebesar 61,8 juta unit.

Artinya, secara year on year terjadi penurunan jumlah pengiriman sekitar 37,4 juta unit. Angka ini merupakan jumlah signifikan. Pasalnya, jika dipersentasekan, kemorosotan pengiriman yang terjadi sebesar 38 persen.

Executive Director Strategy Analytics, Neil Waston, mengatakan, ini adalah penurunan terbesar sepanjang sejarah smartphone di seluruh dunia. "Di China, total pasokan dan permintaan jatuh. Di Asia merosot. Di seluruh dunia melambat," kata Waston.

Ia menekankan, faktor utama dari hal ini adanya pandemi corona di sejumlah belahan bumi. Hal ini pun membuat masyarakat yang berniat untuk membeli gawai harus mengurungkan niatnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement