REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wabah virus corona kini telah mendatangkan malapetaka di seluruh dunia. Hingga saat ini sudah lebih dari 69 ribu orang meninggal akibat covid-19. Semua event olahraga pun harus terhenti.
Semua turnamen tenis ATP Tour dan WTA Tour telah dibatalkan hingga pertengahan Juli. Dan yang terbaru adalah dibatalkannya Grand Slam Wimbledon untuk kali pertama akibat pandemi virus corona.
Satu-satunya grand slam yang berhasil digelar adalah Australia Open. Grand slam pembuka ini digelar bulan Januari ketika wabah virus corona belum menyebar di banyak negara. Masih hanya di sekitar China.
Petenis yang mampu tampil ciamik di turnamen itu salah satunya adalah Alexander Zverev. Petenis asal Jerman ini mampu mencapai babak semifinal.
Baru-baru ini, petenis berusia 22 tahun itu meyakini bahwa ia mungkin telah terinfeksi virus corona sebelum bermain di Australia Open 2020 yang digelar di Melbourne.
"Teman saya, Brenda dan saya berada di China pada 28 Desember 2019 lalu," kata petenis nomor tujuh dunia itu kepada surat kabar Bild dilansir Sportskeeda, Senin (6/4). "Anda tidak dapat membayangkan bagaimana saya batuk selama sebulan di Australia. Saya menderita demam selama dua atau tiga hari dan saya batuk selama lima atau enam jam. Brenda juga."
Zverev mengaku saat itu tidak merasa sakit. "Tapi saya batuk terus setiap sepuluh detik. Batuk yang tak pernah saya alami sebelumnya," pungkasnya.