REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan ventilator portabel buatan anak bangsa untuk menangani kasus Covid-19 sedang diuji di Kementerian Kesehatan.
"Satu alat kesehatan lagi yang sangat krusial dalam penanganan Covid-19 adalah ventilator," katanya saat konferensi pers di Graha BNPB Jakarta, Senin (6/4).
Seiring dengan banyaknya pasien COVID-19, kata dia, keberadaan ventilator dibutuhkan dalam jumlah besar untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit-rumah sakit. Sembari menunggu kedatangan ventilator dari luar negeri, kata dia, tim yang dipimpin Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sedang membuat ventilator portabel.
"Kita berupaya membuat ventilator dalam negeri dan tim dipimpin BPPT sudah sampai pada tahap membuat portabel ventilator yang sudah diuji di antara dokter, saat ini sedang diuji Kemenkes. Sehabis ini, diuji di RS," katanya.
Dia mengharapkan dalam waktu dua minggu ke depan ventilator portabel tersebut segera bisa diproduksi dalam jumlah yang besar. "Paling tidak membantu untuk pasien yang non-ICU (Intensive Care Unit) yang membutuhkan bantuan ventilator," katanya.
Selain itu, Bambang menyampaikan bahwa ventilator portabel tersebut hampir semuanya menggunakan komponen lokal. "Yang terpenting, TKDN (tingkat komponen dalam negeri) dari ventilator ini hampir 100 persen," katanya.
Jumlah pasien positif Covid-19 hingga Senin, pukul 12.00 WIB tercatat 2.491 kasus, dengan rincian pasien sembuh 192 orang, sedangkan 209 meninggal dunia.
Catatan pemerintah menunjukkan DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan jumlah pasien positif Covid-19 terbanyak, yaitu 1.232 jiwa, sedangkan Jawa Barat 263 kasus, Jawa Timur (189), Banten (187), Jawa Tengah (132), dan Sulawesi Selatan (113).
Data gugus tugas mencatat 32 provinsi terpapar Covid-19 dengan rincian 20 provinsi mengalami peningkatan kasus positif per 6 April, di antaranya di Bali (tambah tujuh kasus), Banten (10), D.I. Yogyakarta (6), DKI Jakarta (101), Jawa Barat (11 kasus), Jawa Tengah (12 kasus), Jawa Timur (1), Kalimantan Barat (2), Kalimantan Timur (1).
Kalimantan Tengah (9), Kalimantan Selatan (2)), Kalimantan Utara (7), Nusa Tenggara Barat (3), Sumatera Barat (10), Sulawesi Utara (2), Sumatera Utara (1), Sulawesi Tenggara (1), Sulawesi Selatan (30), Lampung (1), dan Riau (2).