Senin 06 Apr 2020 20:47 WIB

Satu PDP Covid-19 di RSUD Mimika Meninggal

PDP meninggal saat menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Mimika.

Seorang relawan Tzu Chi Sinarmas mencoba pelindung wajah disela-sela pembuatan alat tersebut, di Jakarta, Senin (6/4). Face shield bersama alat pelindung diri (APD) lainnya tersebut akan didistribusikan ke 29 relawan medis Tzu Chi Sinarmas yang berada di 10 provinsi yang tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Papua untuk penanganan pandemi Covid-19. (ilustrasi)
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
Seorang relawan Tzu Chi Sinarmas mencoba pelindung wajah disela-sela pembuatan alat tersebut, di Jakarta, Senin (6/4). Face shield bersama alat pelindung diri (APD) lainnya tersebut akan didistribusikan ke 29 relawan medis Tzu Chi Sinarmas yang berada di 10 provinsi yang tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Papua untuk penanganan pandemi Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Satu pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, meninggal dunia saat menjalani perawatan dan isolasi di RSUD Mimika. PDP tersebut meninggal pada Senin (6/4) siang sekitar pukul 13.30 WIT.

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Pemkab Mimika untuk pengendalian Covid-19, Reynold Ubra di Timika, Senin, mengatakan, PDP atas nama LB langsung dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum di Distrik Wania, Timika pada pukul 17.00 WIT.

Baca Juga

"Pemakaman almarhum ditangani langsung oleh Tim Gugus tugas COVID-19 Kabupaten Mimika. Atas nama pemerintah daerah kami menyampaikan turut berduka cita yang mendalam. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan dan almarhum diberikan tempat yang layak di sisi Tuhan," kata Reynold.

Almarhum LB yang berprofesi sebagai pengusaha elektronik itu menjalani perawatan di RSUD Mimika sejak Jumat (3/4). Yang bersangkutan sempat menjalani isolasi di Wisma Atlet Mimika di Kelurahan Timika Jaya SP2. Lantaran memiliki riwayat penyakit penyerta, maka yang bersangkutan dikembalikan lagi ke RSUD Mimika untuk menjalani perawatan.

Reynold mengatakan, sejauh ini belum bisa disimpulkan penyebab kematian LB lantaran sampel swab yang akan diperiksa menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) baru dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balibangkes) Provinsi Papua di Jayapura pada Senin pagi.

"Tadi pagi ada lima sampel yang dikirim ke Jayapura yaitu LB, RH, RA, IS dan RS. Mudah-mudahan esok sudah bisa diketahui hasil pemeriksaan lab-nya seperti apa," kata Reynold.

Hingga Senin malam ini, jumlah kasus positif COVID-19 di Mimika sebanyak delapan orang, satu di antara pasien positif tertular COVID-18 itu sudah meninggal dunia pada Jumat (3/4) di Rumah Sakit Tembagapura.

Adapun jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 51 orang, lima orang di antaranya baru ditemukan, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 69 orang, sembilan orang di antaranya baru ditemukan.

Sementara jumlah orang tanpa gejala (OTG) meningkat drastis menjadi 124 orang, di mana 39 orang d iantaranya baru ditemukan.

Reynold menyebut kurva peningkatan temuan kasus PDP, ODP dan OTG di Mimika mulai terjadi semenjak 2 April.

Dengan semakin banyaknya ditemukan PDP, ODP dan OTG tersebut maka menunjukkan bahwa upaya mencari kontak orang-orang yang memiliki hubungan erat dengan pasien terkonfirmasi positif tertular COVID-19 maupun upaya isolasi dan perawatan yang dilakukan oleh berbagai fasilitas peyananan kesehatan di Mimika dinilai sudah berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Reynold mengimbau warga Mimika untuk tetap tidak keluar dari rumah mereka guna menghindari penularan COVID-19.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement