Senin 06 Apr 2020 21:01 WIB

Menristek: Vaksin Corona di Indonesia Butuh Waktu 1 Tahun

Kemenristek akan mengembangkan suplemen untuk menjaga imunitas tubuh.

Red: Nur Aini
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan penelitian dan pengembangan vaksin corona di Indonesia setidaknya memerlukan waktu minimal satu tahun.

"Bagaimana obat dan vaksin? Ini jangka menengah panjang. Untuk vaksin, misalkan kira-kira dibutuhkan paling tidak satu tahun minimal," katanya, saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin (6/4).

Baca Juga

Hal itu kecuali, kata dia, barangkali ada vaksin yang sudah dikembangkan di luar negeri dan kemudian bisa diproduksi di Indonesia. Selain vaksin, Tim Konsorsium Covid-19 juga sedang fokus mengembangkan suplemen untuk menjaga imunitas tubuh yang dibuat dari berbagai bahan baku di Indonesia.

Tim juga mengembangkan pula pengkajian obat Covid-19, salah satunya pil kina yang memiliki kesamaan dengan Chloroquine, obat malaria.