Selasa 07 Apr 2020 06:37 WIB

200 Ribu Warga Bandung Rentan Terdampak Ekonomi Covid-19

Pemkot Bandung menyiapkan dana Rp 298 miliar untuk penanganan Covid-19.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Friska Yolandha
Pedagang mengenakan masker saat melayani pembeli di Pasar Tradisional Cihapit, Jalan Cihapit, Kota Bandung, Ahad (5/4). Pemkot Bandung menyiapkan dana Rp 298 miliar untuk penanganan Covid-19.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pedagang mengenakan masker saat melayani pembeli di Pasar Tradisional Cihapit, Jalan Cihapit, Kota Bandung, Ahad (5/4). Pemkot Bandung menyiapkan dana Rp 298 miliar untuk penanganan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelontorkan dana sebesar Rp 298 miliar untuk digunakan dalam penanganan virus corona atau Covid-19. Dana tersebut dialokasikan untuk tiga sektor yaitu kesehatan, operasional gugus tugas dan dana untuk jaring pengaman sosial bagi masyarakat rentan yang terkena dampak ekonomi.

"Dukungan APBD anggaran sudah dirapatkan, rapat paripurna. Total keseluruhan dukungan dana dipersiapkan Rp 298 miliar," ujar Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 yang juga Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna, Senin (6/4).

Baca Juga

Menurutnya, total dana tersebut salah satunya untuk bidang kesehatan sebesar Rp 75 miliar untuk keperluan alat pelindung diri (APD), masker, disinfektan dan obat-obatan lainnya. Uang tersebut bisa bertambah jika kasus covid-19 terus meningkat. 

Di luar Rp 75 miliar, ia mengatakan dana digunakan untuk jaring pengaman sosial masyarakat yang rentan terkena dampak ekonomi dan operasional tim gugus tugas covid-19. Pihaknya sudah menetapkan dana bantuan sebesar Rp 500 ribu untuk tiap kepala keluarga (KK). Namun apakah bantuan berbentuk uang atau sembako, Ema mengaku masih mendiskusikan.

Pihaknya sudah memiliki data sekitar 137 ribu kepala keluarga yang berkategori desil satu sampai empat atau sangat miskin dan rentan miskin. Sebanyak 60 ribu di antaranya sudah dapat bantuan reguler sebesar Rp 200 ribu per bulan. 

Ema pun mengatakan jika pihaknya sudah mendapatkan data sekitar 56 ribu hingga 98 ribu KK masyarakat yang diperkirakan akan terkena dampak covid-19 tiga bulan ke depan diluar 137 ribu KK. Sehingga total 200 ribu lebih KK yang diperkirakan akan terkena dampak.

Menurutnya, pihak Pemprov Jabar pun akan memberikan bantuan dana sebesar Rp 500 ribu kepada 43 ribu KK. Ia mengatakan agar distribusi bantuan dana tidak dua kali lipat pada orang yang sama maka total 200 ribu KK yang terkena dampak dikurangi 43 ribu. 

Bagi masyarakat yang sudah rutin mendapatkan dana Rp 200 ribu, mereka hanya akan menerima Rp 300 ribu sehingga totalnya menjadi Rp 500 ribu. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement