Senin 06 Apr 2020 22:52 WIB

KBRI Washington Pantau Kesehatan WNI Lansia

Kelompok lansia dinilai lebih rentan terhadap dampak negatif Covid-19.

Robot mengiriman makanan selama pandemi coronavirus COVID-19 di Washington DC, AS, Senin (30/3). Setelah dimuat dengan pesanan to-go pelanggan, robot beroda enam sepenuhnya otonom, menavigasi trotoar ke alamat pengiriman, dan kemudian kembali ke pasar.
Foto: EPA-EFE / JIM LO SCALZO
Robot mengiriman makanan selama pandemi coronavirus COVID-19 di Washington DC, AS, Senin (30/3). Setelah dimuat dengan pesanan to-go pelanggan, robot beroda enam sepenuhnya otonom, menavigasi trotoar ke alamat pengiriman, dan kemudian kembali ke pasar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KBRI Washington DC melakukan langkah antisipasi dan deteksi dini dampak pandemi Covid-19 terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat khususnya para lansia. KBRI menyiapkan kegiatan pemantauan kesehatan secara daring dan berkala bagi kelompok lansia berusia di atas 60 tahun. Kelompok ini dinilai lebih rentan terhadap dampak negatif Covid-19.

Kegiatan dibantu oleh simpul-simpul komunitas, mahasiswa, dan diaspora Indonesia yang bergerak di bidang kesehatan. Dalam kegiatan tersebut, KBRI akan memantau para lansia yang sebelumnya telah mendaftarkan diri melalui surel maupun nomor hotline KBRI Washington DC melalui pendataan suhu tubuh secara berkala yang dilaksanakan sebanyak dua kali dalam sehari, yaitu pukul 09.00 pagi dan 19.00 sore.

Baca Juga

“Data-data yang masuk baik lewat formulir daring, surel, pesan singkat, dan WhatsApp tersebut akan kami buat database sebarannya, dijaga kerahasiaannya," kata Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler Theodorus S. Nugroho yang juga bertindak sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan COVID-19 KBRI Washington D.C. dalam keterangan tertulis, Senin (6/4).

"Data dipantau langsung oleh para dokter dan tenaga medis diaspora Indonesia yang tergabung dalam Program Pos Kesehatan KBRI Washington DC," ujar dia.

Menyadari kelangkaan alat ukur suhu tubuh yang juga menjadi salah satu barang yang paling dicari di AS saat ini, KBRI Washington DC juga akan membantu dan mengkoordinasi penyediaan alat tersebut. “Bagi para lansia yang belum mempunyai termometer, untuk tahap pertama ini, KBRI akan membantu penyediaan sekitar 50 buah dikarenakan keterbatasan ketersediaan barang saat ini,” ujar Theodorus.

Selain sebagai langkah deteksi dini dan upaya-upaya antisipasi perlindungan, kegiatan ini dimaksudkan juga untuk mempererat komunikasi dan koordinasi komunitas WNI dan diaspora Indonesia.

“Kegiatan ini memiliki semangat dan cakupan yang cukup komprehensif. Selain sebagai wujud nyata kehadiran negara dalam situasi yang tidak mudah ini, langkah kolektif ini juga adalah bentuk upaya untuk terus meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kekompakan, serta solidaritas dan kepedulian, karena inilah saatnya kita saling bahu membahu, bersatu padu, bergotong royong, dan saling tolong-menolong,” tutur Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Washington DC Iwan Freddy Hari Susanto.

Kegiatan yang merupakan bagian dari program Pos Kesehatan KBRI Washington DC ini mendapatkan sambutan yang sangat baik dari masyarakat Indonesia di Washington DC dan sekitarnya. Salah satunya adalah Uyung Asikin, WNI sekaligus tokoh/sesepuh masyarakat Indonesia yang berdomisili di Silver Spring, Maryland.

“Sangat bermanfaat sekali. Apalagi dengan diberlakukannya perintah untuk tetap tinggal di rumah oleh pemerintah setempat dan keterbatasan akses sebagian masyarakat terhadap dukungan medis, ini merupakan solusi praktis sekaligus dukungan moral serta psikologis yang sangat besar. Kami merasa tenang karena yakin bahwa kami tidak sendirian,” ujarnya ketika dihubungi lewat telepon.

Warga lainnya, Tetty, yang bertempat tinggal di Virginia, ikut senang dengan adanya perhatian khusus dari KBRI untuk masyarakat Indonesia lanjut usia di tengah wabah virus corona. “Bagus sekali program ini. Saya kebetulan punya kenalan salah satu WNI perempuan yang berusia lanjut, 70 tahun, masih sehat dan masih bekerja, dan langsung saya bantu daftarkan begitu mendengar adanya program ini,” kata Tetty.

Sejak diberlakukannya status darurat nasional pada 13 Maret 2020 oleh Presiden Donald Trump, sebagian besar negara bagian di AS termasuk ibu kota Washington DC telah menerapkan perintah eksekutif “Stay At Home” sebagai upaya pencegahan penyebaran pandemi COVID-19.

Perintah ini mengharuskan semua warga untuk tinggal di rumah kecuali untuk keperluan yang sangat penting dan terbatas. Salah satu dampaknya, ruang gerak para lansia pun menjadi semakin terbatas, karena terdapat kekhawatiran mengenai kemungkinan tertular dan terkena dampak kesehatan akut Covid-19.

Dalam konteks yang lebih luas, guna memastikan penanganan yang terpadu dan komprehensif terkait dampak pandemi virus korona terutama bagi para WNI di AS, KBRI Washington DC juga terus berkoordinasi dengan seluruh perwakilan RI di Amerika Serikat, yang terdiri dari 5 Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Chicago, Houston, Los Angeles, New York, dan San Fransisco, serta Perutusan Tetap RI (PTRI) untuk PBB di New York.

Untuk itu, telah disediakan nomor-nomor layanan darurat/hotline yang dapat dihubungi setiap saat bila Warga Negara Indonesia memerlukan bantuan, khususnya dalam situasi darurat/mendesak.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement