REPUBLIKA.CO.ID -- Oleh: Menachem Ali, Dosen Philologi Universitas Airlangga dan Visiting Lecturer di Universite Mohmmaed V, Rabat
Kitab suci versi ILT (Indonesian Literal Translation) diterbitkan oleh Yayasan Lentera Bangsa, Jakarta - Indonesia, terbit pertama kali pada tahun 2006 M. Kini, Kitab Suci versi ILT telah mendapatkan "pasar pembaca" di Indonesia secara masif, terutama di kalangan Kristen Messianik yang sangat pro-budaya Israel. Dengan kata lain, Terjemahan Kitab Suci versi ILT ini memang dipopulerkan dan digunakan oleh komunitas kekristenan yang khas berorientasi budaya Ibrani. Sebagian besar, mereka faktanya sangat anti-budaya Arab.
Terjemahan Kitab Suci versi ILT berbahasa Indonesia ini secara historis sebenarnya berakar pada terjemahan Prof. Jay P. Green, yang naskahnya berasal dari manuskrip versi Yunani. Prof. Jay P. Green kemudian mengerjakannya dan menerjemahkannya dalam bahasa Inggris, terbit pertama kali pada tahun 1975 M.
Dengan demikian, Kitab Suci versi ILT esensinya tidak jauh berbeda dengan Alkitab LAI - yang sebenarnya merupakan terjemahan dari terjemahan. Alkitab terbitan "Lembaga Alkitab Indonesia" (LAI) awalnya memang mengacu pada "Bible" berbahasa Belanda. Sebaliknya, Kitab Suci terbitan "Indonesian Literal Translation" (ILT) mengacu pada "Bible" berbahasa Inggris, karya Prof. Jay P. Green. Dengan kata lain, keduanya sebenarnya berorientasi Barat, yang berakar pada tradisi intelektual Yunani.
Terjemahan Kitab Suci versi ILT yang masyhur di kalangan Kristen Messianik, kini memang ada persoalan teologis dan kultural yang perlu dikritisi secara akademik. Ada hal yang paradoks, terutama terkait penggunaan istilah khas Ibrani dan khas kultur Semitik yang tidak konsisten, yang berada di "persimpangan jalan."
Pertama, jika istilah Elohim dalam Alkitab bahasa asli Ibrani mengarah kepada nama YAHWEH, maka dalam Kitab Suci ILT ternyata penggunaan istilah tersebut tidak diterjemahkan. Penerjemah justru menulis istilah Elohim apa adanya. Sebaliknya, jika istilah Elohim ditujukan pada Tuhan sebagai sesembahan orang-orang kafir, maka istilah Elohim tidak ditulis apa adanya sebagai Elohim. Namun, istilah tersebut justru diterjemahkan sebagai Ilah atau Ilah-ilah.
Ada beberapa contoh dari sekian banyak contoh teks yang termaktub dalam Alkitab versi ILT. Komunitas Messianik ini faktanya menterjemahkan istilah Elohim kepada Tuhan atau sesembahan asing menjadi Ilah asing atau Ilah-ilah asing. Misalnya, Ulangan 31: 16, Ulangan 32:12, 16, Yosua 24: 20, 23, Hakim-hakim 10: 16, I Samuel 7: 3, I Raja- raja 11: 8. Istilah Elohim dalam kitab תנך (Tanakh) atau yang biasa disebut kitab Perjajian Lama (PL), sebenarnya merupakan istilah yang bersifat netral, yang tidak bermuatan teologis eksklusif. Apapun sesembahan - bisa saja disebut elohim atau Elohim.
Dan, istilah ini tentu saja tidak bersifat ideologis. Dengan kata lain, istilah Elohim bukanlah istilah eksklusif yang hanya bisa dialamatkan kepada YAHWEH saja. Artinya, istilah Elohim itu juga bisa dialamatkan kepada sesembahan yang lain. Dalam konteks ini, istilah Elohim itu secara teologis sebenarnya bersifat inklusif.
- Keterangan foto: Perjanjian Baru berbahasa Syiria
Kedua, berkaitan dengan aspek kultural, Kitab Suci versi ILT ternyata menyiratkan adanya kegamangan budaya. Penerbitan Alkitab versi ILT sebenarnya memiliki semangat anti-Hellenis, yang mencoba mengembalikan pada akar budaya Semitik. Dalam konteks ini, episteme Hellenis atau pun kultur Yunani sangat ditolak, dan mencoba kembali pada tradisi Ibrani atau pun Aram. Namun faktanya justru tidaklah demikian. Hal ini dapat dicermati dalam teks Alkitab versi ILT, Kisah Para rasul 16:1.
"Dan tibalah dia di Derbe dan Listra. Dan, lihatlah di sana ada seorang murid dengan nama Timotius, anak seorang wanita Yahudi yang setia, sedangkan ayahnya seorang Yunani" (ILT, Kis 16:1).
Lihat Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Indonesian Literal Translation/ ILT (Jakarta: Yayasan Lentera Bangsa, 2013), hlm. 166.
Dalam konteks ini, secara kultural ternyata Alkitab ILT sangat pro-Hellenis dan nampak kehilangan episteme Semitiknya. Bila kita cermati secara redaksional, ternyata Alkitab Terjemahan ILT ini naskah dasarnya merujuk pada naskah asli Yunani, dan teks PB (Perjanjian Baru) versi Yunani memang aslinya tertulis "seorang Yunani." Sebaliknya, bila Alkitab Terjemahan ILT ini naskah dasarnya merujuk pada naskah asli Peshitta berbahasa Suryani, pasti teks aslinya justru tertulis "seorang Aram" (Armayo), atau orang Arab menyebutnya "Aromiyya." Orang Yunani berbudaya Helenis, sedangkan orang Aram berbudaya Semitik.
Di sinilah Kitab Suci versi ILT terjadi semacam kegamangan budaya dalam konteks ekspresi keagamaannya. Ada semacam kegamangan untuk menentukan originalitas bahasa asli kitab suci, antara teks asli Perjanjian Baru (PB) berbahasa Yunani atau teks asli PB berbahasa Suryani (Aram). Sekaligus hingga kini masih terjadi kegamangan dalam hal menentukan status Kitab Suci dan Terjemahan Kitab Suci, dan kesulitan menentukan antara bahasa asli dan bahasa terjemahan.
- Keterangan foto: Terjemahan Perjanjian Baru berbahasa Suryani.
Itulah sebabnya, dalam hal perdebatan teologis dan pertikaian budaya antara kekristenan berhaluan Kalsedon dan non-Kalsedon ternyata hingga kini juga tak pernah selesai. Itulah sebabnya, orang-orang Suryani menyebut mereka yang menganut kekristenan berbudaya Yunani dengan sebutan Krisṭyôné (Greek: Christianos).
Teks Peshitta dwibahasa Suryani - Arab, teksnya berbunyi demikian.
ܘܡܰܛܺܝ ܗ݈ܘܳܐ ܠܕ݂ܶܪܒ݁ܺܐ ܡܕ݂ܺܝܢ݈ܬ݁ܳܐ ܘܰܠܠܽܘܣܛܪܰܐ ܐܺܝܬ݂ ܗ݈ܘܳܐ ܕ݁ܶܝܢ ܬ݁ܰܡܳܢ ܬ݁ܰܠܡܺܝܕ݂ܳܐ ܚܰܕ݂ ܕ݁ܰܫܡܶܗ ܛܺܝܡܳܬ݂ܶܐܳܘܣ ܒ݁ܪܳܗܕ݁ܺܝܗܽܘܕ݂ܳܝܬ݁ܳܐ ܚܕ݂ܳܐ ܡܗܰܝܡܰܢܬ݁ܳܐ ܘܰܐܒ݂ܽܘܗ݈ܝ ܐܰܪܡܳܝܳܐ ܗ݈ܘܳܐ
Transliterasi:
wəmaṭī wā ləḏerbī məḏīttā wallūsṭəra ᵓīṯ wā dēn tammān talmīḏā ḥaḏ dašmēh ṭīmāṯeāws bərāh dīhūḏāytā ḥəḏā məhaymantā waḇū ᵓarmāyā wā.
وصل كان الى دربة المدينة والى لسترة يوجد كان، و هناك تلميذ واحد الذي اسمه تيموتاوس، ابنها يهودية واحدة مؤمنة، وابوه ارميا
Lihat karya Dr. Bulus al-Faghali, Al-'Ahd al-Jadid al-Suryani. Peshitta: Tarjamah bayn al-Suthur Suryani - Arabi. Le Nouveau Testament Syriaque. La Peshitta: Interlineare Syriaque - Arabe (Lebanon: Universite des Peres Antonins, 2p10), hlm. 434
Coba bandingkan teks Kis 16:1 versi ILT tersebut dengan teks PB terjemahan bahasa English versi Ortodoks Yunani, versi Katolik Roma dan versi Suryani.
Greek Orthodox Version:
Acts 16:1 - "Then he came to Derbe and Lystra. And behold, a certain disciple was there, named Timothy, the son of a certain Jewish woman who believed, but his father was "Greek."
Lihat karya Joseph Allen, the Orthodox Study Bible (Nashville: Thomas Nelson, 2008), hlm. 1497-1498.
Catholic Version:
Acts 16:1 - "And he came also to Derbe, and to Lystra. A disciple was there, named Timothy, the son of a Jewish woman who was a believer, but his father was a "Greek."
Lihat karya James Gavigan, the Navarre Bible: Acts of the Apostles. Texts and Commentary (Dublin: Four Courts Press, 1992), hlm. 169
Syriac Version:
Acts 16:1 - "Then he arrived at the city of Derbe and Lystra. There was there a disciple whose Timotheus, the son of a Jewess convert, but whose father was an "Aramean."
Lihat karya George M Lamsa, Holy Bible: from the Ancient Eastern Text. George M. Lamsa's Translation from the Aramaic of the Peshitta (New York: HarperOne, 1968), hlm. 1103.