REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Presiden Brasil Jair Bolsonaro tetap teguh menyatakan tidak perlu adanya jarak sosial dalam kondisi penyebaran virus corona. Keputusan tersebut mendapatkan penentangan dari kabinetnya yang membuat pemerintahannya terpecah.
Salah satu yang vokal menentang penyataan presiden adalah Menteri Kesehatan Brasil Luiz Henrique Mandetta. Dia sempat menyatakan ingin mengundurkan diri, tetapi akhirnya menyatakan akan melanjutkan jabatannya pada Senin (6/4).
Mandetta memutuskan tetap dalam pemerintahan setelah mengatasi ketidaksepakatan dengan Bolsonaro mengenai perlunya jarak sosial untuk menghentikan penyebaran virus corona. "Seorang dokter tidak meninggalkan pasiennya. Kami akan melanjutkan," katanya mengakhiri spekulasi mengenai Bolsonaro akan memecatnya di tengah meningkatnya krisis kesehatan masyarakat.
Keputusan Mandetta tetap berada di kabinet Bolsonaro karena pemerintah telah mengambil posisi baru dan lebih fokus menangani virus corona. Dia membenarkan bahwa dia memenangkan pergulatan dengan presiden karena perlunya isolasi.
Dokter tersebut telah secara terbuka bertentangan dengan pendapat presiden sayap kanan yang telah menggampangkan bahaya epidemi dan menentang lockdown yang menghambat ekonomi. Namun, sikap menteri itu mendapat dukungan masyarakat luas dan membuat Bolsonaro kesal dengan menyatakan kalau masyarakat tidak boleh lupa kalau dia adalah presidennya.
Penolakan Bolsonaro tentang perlunya memperkuat jarak sosial menyebabkan perpecahan di kabinetnya. Perwira militer di pemerintahan juga menentangnya dan berpihak pada Mandetta, termasuk Kepala Staf Presidennya Walter Braga yang merupakan jenderal Angkatan Darat aktif.
Mandetta mengatakan, tidak dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dengan ketidakpastian masa depannya, sehingga dia sempat ingin meninggalkan posisinya. Dia menyatakan hanya seorang juru bicara sistem kesehatan Brasil yang para pekerjanya berjuang untuk mengatasi virus yang dikonfirmasi telah dua kali lebih besar dalam enam hari terakhir dengan 12.056 kasus terinfeksi dan 553 kematian.
"Kami tidak siap untuk eskalasi kasus di kota-kota terbesar kami," ujar Mandetta memperingatkan bahwa interaksi sosial akan menyebarkan virus ke sektor-sektor paling rentan terhadap 211 juta orang di Brasil, seperti daerah kumuh.