Selasa 07 Apr 2020 10:44 WIB

Meksiko: Keamanan Jadi Kelemahan Pasokan Pangan

Langkah menahan penyebaran corona dikhawatirkan akan menyebabkan penjarahan.

Petugas menyemprot disinfektan di sudut Kota Mexico City, Senin (6/4). Masalah keamanan merupakan salah satu tantangan Meksiko dalam menyediakan pasokan makanan.
Foto: AP Photo/Rebecca Blackwell
Petugas menyemprot disinfektan di sudut Kota Mexico City, Senin (6/4). Masalah keamanan merupakan salah satu tantangan Meksiko dalam menyediakan pasokan makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Pemerintah Meksiko perlu memastikan keamanan bagi para petani, pengemudi truk dan toko swalayan untuk menjamin pasokan makanan bahkan dalam skenario terburuk untuk pandemi virus corona. Masalah keamanan merupakan salah satu tantangan Meksiko dalam menyediakan pasokan makanan.

"Visi industri pangan pertanian berada dalam skenario terburuk, kita akan melanjutkan rantai pasokan. Karena lintang dan bujur Meksiko, kita bisa memiliki produk segar sepanjang tahun dan ada persediaan yang cukup untuk melalui krisis ini," ujar Kepala Dewan Pertanian Nasional (CNA) Meksiko Bosco de la Vega.

Baca Juga

Namun, lanjut de la Vega, kelemahan utama dari upaya menyediakan pasokan makanan adalah masalah keamanan. "Kami membutuhkan pemerintah untuk memastikan unsur-unsur keamanan, dan dengan itu, tidak akan ada kekurangan makanan di negara ini," ucapnya.

Orang-orang Meksiko takut bahwa berbagai langkah untuk menahan penyebaran virus corona akan menyebabkan penjarahan yang meluas. Para penjahat telah merampok toko-toko yang ditutup dan mengajak orang-orang melalui media sosial untuk menjarah.

Kepala asosiasi pedagang eceran Meksiko, Antad, mengatakan sejak 17 Maret telah terjadi 16 kali penjarahan yang sebagian besar terjadi di toko-toko. Dalam penjarahan, ada beberapa barang elektronik dirampok dari toko-toko khusus, ada pencurian minuman keras, anggur. 

"Mereka mengambil keuntungan dari situasi. Ini kejahatan umum," kata Vicente Yanez, presiden Antad.

"Orang-orang itu tidak menjarah karena mereka lapar," tambah Yanez.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador pada Jumat (3/4) mengatakan bahwa kekerasan di antara kelompok-kelompok kriminal tetap terjadi meskipun wabah virus corona merebak.

Meksiko, dalam masa pemerintahan Lopez Obrador, mencatat lebih banyak kasus pembunuhan pada Maret daripada bulan-bulan lain.

Data angka kejahatan menunjukkan bahwa langkah-langkah menjaga jarak sosial (social distancing) tidak cukup untuk mengekang kekerasan di Meksiko.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement