REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT telah menurunkan QS alfatihah sebagai kunci bagi siapa yang ingin dibukakan pintu-pintu kebajikan. Alfatihah pun memiliki banyak nama yang merepresentasikan kebutuhan kita. Alfatihah disebut as-Syafi, al- Kafi, ar-Ruqyah, Sab'ul Matsani, hingga Ummul Kitab.
Generasi Nabi dan para sahabat menyaksikan langsung keampuhan Alfatihah dalam menyembuhkan penyakit dan saat berada dalam kesulitan. Seperti dalam salah satu hadis.
“Bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu berada dalam perjalanan safar, lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk dijamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu. Penduduk kampung tersebut lantas berkata kepada para sahabat yang mampir, “Apakah di antara kalian ada yang bias meruqyah karena pembesar kampung tersebut tersengat binatang atau terserang demam.” Di antara para sahabat lantas berkata, “Iya ada.” Lalu iapun mendatangi pembesar kampung tersebut dan ia meruqyahnya dengan membaca surat Al-Fatihah. Maka pembesar kampung itupun sembuh. Lalu yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor kambing, namun ia enggan menerimanya, -dan disebutkan- ia mau menerima sampai kisah tadi diceritakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan kisahnya tadi kepada beliau. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidaklah meruqyah kecuali dengan membaca surat Al-Fatihah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas tersenyum dan berkata, “Bagaimana engkau bias tahu Al-Fatihah adalah ruqyah?” Beliaupun bersabda, “Ambil kambing tersebut dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian” (HR. Bukhari dan Muslim).
"Pertanyaannya, mengapa itu tidak terjadi pada generasi kita? Jangan-jangan sifat-sifat khusus terkait makna alfatihah tidak hadir di hati karena mustahil kita mendapatkan itu kalau tidak memahaminya," ujar Ustaz Adi Hidayat saat mengisi kajian pekanan di Masjid Al Ihsan, PTM Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Menurut ustaz kelahiran Pandeglang ini, banyak orang tidak memahami sifat khusus terkait makna alfatihah. Bacaan itu pun tidak bersumber dari hati tetapi sebatas lisan.
Menurut dia, orang yang benar-benar beriman akan memancarkan cahaya hatinya ke seluruh tubuhnya. Mata, telinga, mulut, hingga langkah ka kinya akan memancarkan iman. Iman akan mewarnai segala aktivitas dari ujung rambut hingga ke kaki.