Selasa 07 Apr 2020 11:46 WIB

Global Bond Milik Indonesia Kumpulkan 4,3 Miliar Dolar AS 

Pandemic bond menjadi obligasi dengan tenor terlama di Asia.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Surat utang Indonesia untuk pembiayaan penanganan virus Corona (Covid-19) sudah mulai ditawarkan. Seperti dilansir Reuters, Selasa (7/4), instrumen yang dikenal dengan sebutan Pandemic Bond ini telah mengumpulan 4,3 miliar dolar AS dalam penawaran pertama.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Surat utang Indonesia untuk pembiayaan penanganan virus Corona (Covid-19) sudah mulai ditawarkan. Seperti dilansir Reuters, Selasa (7/4), instrumen yang dikenal dengan sebutan Pandemic Bond ini telah mengumpulan 4,3 miliar dolar AS dalam penawaran pertama.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Surat utang Indonesia untuk pembiayaan penanganan virus Corona (Covid-19) sudah mulai ditawarkan. Seperti dilansir Reuters, Selasa (7/4), instrumen yang dikenal dengan sebutan Pandemic Bond ini telah mengumpulan 4,3 miliar dolar AS dalam penawaran pertama.

Pandemic Bond menjadi surat utang dengan jangka waktu atau tenor terlama yang pernah diterbitkan di Asia, menurut term-sheet yang dilihat Reuters. Kesepakatan tersebut diselesaikan dalam waktu semalam di AS dan dijual bertahap secara bertahap selama 10,5 tahun dan 30,5 tahun, masing-masing senilai 1,65 miliar dolar AS. Selain itu, 1 miliar dolar AS untuk tenor 50 tahun.

Ini menjadi kesepakatan obligasi terbesar di Indonesia dan pertama kalinya kesepakatan 50 tahun dengan kurs dolar dikeluarkan di Asia, tidak termasuk transaksi hibrid bergulir. Term-sheet menunjukkan, Indonesia akan menggunakan uang yang dikumpulkan tersebut untuk mendanai upaya pemulihan dan pencegahan Covid-19.

Pada Senin (6/4), pemerintah Indonesia mengumumkan perkiraan penerbitan obligasi net sepanjang 200 menadi 33,55 miliar dolar AS atau Rp 549,6 triliun untuk menutupi defisit negara yang semakin melebar. Pemerintah juga mendaftarkan rencana penjualan Pandemic Bond senilai Rp 449,9 triliun untuk menutupi pengeluaran tambahan sebagai upaya penanganan Covid-19.