Selasa 07 Apr 2020 12:30 WIB

Dishub Harap Pengemudi Ojol Makin Kompak

Banyak modus penipuan yang dilakukan sejumlah orang dengan korban pengemudi ojol.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Pengemudi ojek online (ojol).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Pengemudi ojek online (ojol).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Agus Nur Hadie berharap, pengemudi ojek online (ojol) di wilayah itu makin kompak. "Dinas Perhubungan yang mempunyai tugas dan fungsi pembinaan, sehingga dengan kegiatan di Polresta Banyumas ini, mudah-mudahan (pengemudi ojol) menjadi semakin kompak," katanya di Purwokerto, Selasa (7/4).

Agus mengatakan hal itu usai menghadiri penyerahan santunan kepada seorang pengemudi ojol, Mulyono (59) yang menjadi korban penipuan karena menerima tawaran untuk mengantar penumpang dari Terminal Bus Bulupitu, Purwokerto, ke Solo dengan iming-iming imbalan sebesar Rp 700 ribu.

Menurut dia, banyak modus penipuan yang dilakukan oleh sejumlah orang dengan korban pengemudi ojol, misalnya perampasan sepeda motor milik pengemudi ojol, penggunaan alamat palsu untuk memesan makanan melalui jasa ojol, dan terakhir kejadian yang dialami Mulyono.

"Dengan adanya perhatian kepada Pak Mul, kemudian Pak Mul diantar oleh para pengemudi ojol, mudah-mudahan kekompakan pengemudi ojol makin baik," tegasnya.

Kendati demikian, Agus mengakui, jika hingga saat ini pihaknya belum bisa mengetahui secara pasti jumlah pengemudi ojol di Kabupaten Banyumas karena pihaknya kesulitan untuk memperoleh data tersebut mengingat jumlah pengemudi ojol terus bertambah.

"Jumlahnya terus bertambah, tapi tidak pernah update, setor kepada kami. Kalau ojek pangkalan itu update terus meskipun jumlahnya terus berkurang, dari sekian ribu, sekarang tinggal 290 ojek pangkalan yang ada di Kabupaten Banyumas. Ini menjadi tanggung jawab kami termasuk dalam rangka penanggulangan Covid-19," jelas Agus.

Dalam hal ini, kata dia, pihaknya telah menyosialisasikan masalah penanggulangan wabah Covid-19 kepada ojek pangkalan.

Sementara untuk ojol, Agus sudah meminta kepada aplikator untuk ikut bertanggung jawab dalam penanggulangan Covid-19 khusus bagi para pengemudi yang menjadi mitranya.

Lebih lanjut, Agus mengatakan Bupati Banyumas telah memerintahkan agar masyarakat yang bergelut di bidang ekonomi agar tetap menjalankan aktivitas meskipun dengan melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan penanggulangan Covid-19.

"Dengan demikian, ojol pun tetap bisa berjalan untuk membawa penumpang tetapi dengan syarat, protokol kesehatan itu dilakukan. Jadi, wajib menggunakan masker, pengemudi ojol pun harus berani menolak penumpang yang tidak menggunakan masker, juga menggunakan hand sanitizer atau mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Ini wajib dilaksanakan," kata Agus.

Seorang pengemudi ojol asal Desa Srowot, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Mulyono (59) yang menjadi korban penipuan menerima santunan dari sejumlah pejabat.

Kasus penipuan yang dialami Mulyono terjadi pada hari Sabtu (4/4) saat dia sedang menunggu penumpang di Terminal Bus Bulupitu, Purwokerto. Mulyono didatangi seseorang yang minta diantar ke Solo.

Awalnya, tawaran itu ditolak karena jarak Purwokerto-Solo sangat jauh namun akhirnya diterima Mulyono karena orang tersebut menjanjikan akan memberi imbalan sebesar Rp700 ribu sesampainya di Solo. Akan tetapi, uang yang dijanjikan oleh orang tersebut tidak pernah diterima Mulyono karena setelah penumpangnya itu kabur di salah satu masjid Kota Solo setelah meminta waktu untuk melaksanakan shalat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement