Selasa 07 Apr 2020 13:10 WIB

Kain Merah Tanda Minta Bantuan Pangan Selama Lockdown

Rumah di Bogota kibarkan kain merah tandanya minta bantuan pangan selama lockdown

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Rumah di Bogota kibarkan kain merah tandanya minta bantuan pangan selama lockdown.
Foto: EPA
Rumah di Bogota kibarkan kain merah tandanya minta bantuan pangan selama lockdown.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Sejumlah warga di pinggiran ibu kota Bogota, Kolombia meletakkan kain merah di pintu dan jendela mereka sebagai tanda untuk meminta bantuan makanan selama lockdown. Pemerintah Kolombia telah memberlakukan lockdown yang awalnya berlangsung hingga 13 April. Namun masa karantina nasional telah diperpanjang hingga 27 April.

Sekitar 50 persen populasi di Kolombia secara aktif bekerja di sektor informal. Kebijakan lockdown telah membuat mereka kehilangan pekerjaan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Satu-satunya cara adalah mengibarkan kain merah agar pihak berwenang atau tetangga mereka dapat memberikan makanan bagi mereka.

Baca Juga

Wali Kota Soacha, Juan Carlos Saldarriaga, mengatakan langkah ini telah meningkatkan rasa solidaritas antar tetangga. "Dengan mengibarkan kain merah, maka membantu pemerintah daerah untuk mengetahui siapa yang paling membutuhkan bantuan," ujar Saldarriaga dilansir Anadolu Agency, Selasa (7/4).

Sebagian besar warga Soacha telah menerima paket bantuan makanan yang didistribusikan oleh pemerintah dan Palang Merah. Namun, masih ada warga yang belum menerima bantuan tersebut sehingga mereka harus mengibarkan bendera merah di rumah mereka masing-masing.

Di bawah aturan karantina, satu orang per keluarga diizinkan berbelanja untuk barang-barang penting atau melakukan transaksi keuangan. Selain itu, orang-orang diwajibkan memakai masker saat berada di toko-toko, bank, dan transportasi umum. Restoran hanya diperbolehkan menyediakan layanan pengiriman. Sejauh ini, Kolombia mengonfirmasi kasus virus corona sebanyak 1.485 dengan 35 kematian.

Kolombia telah mendirikan beberapa rumah sakit lapangan berskala besar yang dimaksudkan untuk melayani pasien Covid-19 yang lebih ringan. Dengan demikian ruang perawatan intensif tetap tersedia bagi mereka yang membutuhkan ventilator. Bisnis-bisnis yang terkena dampak karantina akan mendapat manfaat hingga 12 triliun peso (sekitar 2,9 miliar dolar AS) dalam bentuk kredit.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement