REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah mengingatkan kembali masyarakat di daerah itu untuk tetap waspada mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam. Itu mengingat kondisi cuaca mulai esktrem di sejumlah wilayah.
"Bencana alam banjir di Kecamatan Kulawi perlu mendapat perhatian masyarakat, meski tidak separah banjir yang terjadi beberapa waktu lalu di sejumlah daerah di Sulteng, tetapi perlu disikapi dengan serius," kata Kepala BPBD Sulteng Bartholomeus Tandigala di Palu, Selasa (7/4).
Ia mengatakan beberapa wilayah di Sulteng dalam beberapa hari terakhir ini diguyur hujan deras dan selain di Kabupaten Sigi, juga bencana alam yang sama terjadi di Kabupaten Morowali Utara.
Baik Sigi maupun Morowali, kata dia, sama-sama termasuk daerah yang selama ini rawan bencana alam banjir dan longsor. Apalagi Kabupaten Sigi, seringkali diterjang banjir karena memang kondisi wilayahnya sangat memungkinkan terjadi bencana alam tersebut, sebab banyak sungai dan tanah labil.
Kabupaten Sigi beberapa kali di porak-porandakan bencana alam banjir bandang dan paling parah terjadi di Kecamatan Dolo Selatan dan Gumbasa pada April dan Mei 2019.
Ratusan rumah warga terkubur lumpur dan pasir di Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan. Juga prasana jalan dan jembatan rusak total. Bahkan poros jalan Palu-Kulawi sempat terputus total beberapa hari karena diterjang banjir bandang.
Banjir terakhir kali yang baru saja terjadi di Kecamatan Kulawi Desa Sungku dan Ueeoni pada Senin (6/4), meski tidak ada korban jiwa maupun rumah yang rusak, tetapi perlu mendapat perhatian kita semua.
Karena itu, Bartholomeus mengimbau seluruh jajaran BPBD di kabupaten/kota di Sulteng dan masyarakat yang tinggal di dekat aliran sungai maupun perbukitan agar tetap waspada dan siaga.
Dia mengatakan kondisi cuaca di beberapa daerah, termasuk di Sulteng dalam beberapa hari terakhir ini banyak hujan yang juga disertai tiupan angin kencang sehingga sangat memungkinkan terjadinya bencana alam longsor dan banjir.
"Kalau boleh warga yang tinggal di dekat sungai dan perbukitan jika hendak tidur, harus ada satu yang berjaga-jaga," pintanya.
Hal itu sebagai salah satu antisipasi jika terjadi bencana alam, maka tentu bisa segera menghindar dan menyelamatkan diri. Soal logistik bahan makanan dan juga peralatan mitigasi bencana lainnya cukup aman.