REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Klub-klub top di Bundesliga Jerman sudah kembali berlatih. Rival-rival yang iri di seluruh Eropa menantikan apakah Jerman mendapatkan keuntungan atau menghadapi risiko saat kompetisi dilanjutkan.
Liga-liga top Eropa sangat ingin kembali ke kompetisi untuk mencegah bencana keuangan akibat pandemi virus corona. Tetapi, jika bergerak terlalu cepat, maka bisa berisiko merugikan pemain. Bergerak terlalu lambat juga membutuhkan biaya.
Selain kekhawatiran cedera, ketika melanjutkan pelatihan menghadirkan masalah keadilan, jika beberapa klub bisa melanjutkan lebih cepat daripada yang lain. Masalah telah muncul di Jerman, sejalan dengan rekomendasi sebelumnya oleh Liga Sepak Bola Jerman.
Pemuncak klasemen sementara Bundesliga Bayern Muenchen dan tempat kedua Borussia Dortmund dan sejumlah klub lain melanjutkan pelatihan dalam kelompok kecil pada hari Senin (6/4). Bundesliga berharap untuk kembali bergulir pada awal Mei, setelah berhenti pada pertengahan Maret.
"Kami harus menggabungkan dua tujuan utama, yaitu menjaga para pemain dalam kondisi yang sangat baik dan pada saat yang sama menghindari kemungkinan infeksi", kata Martin Przondziono, direktur olahraga Paderborn, seperti dilansir AFP, Selasa (7/4).
RB Leipzig telah melanjutkan dengan pelatihan non-kontak dan Augsburg kembali latihan pada 23 Maret. Pada hari Senin, hanya Freiburg dan Werder Bremen dari klub Bundesliga yang belum melanjutkan latihan.
Pelatih Werder Bremen, Florian Kohfeldt, yang tidak dapat melatih pasukannya karena peraturan setempat, mengatakan kepada SID bahwa ia khawatir akan distorsi kompetisi.
Mantan kapten Borussia Dortmund, Sebastian Kehl, mencurigai beberapa hasil gila jika dan ketika liga dilanjutkan setelah jeda paksa. "Dugaan saya adalah bahwa hasilnya akan lebih tidak dapat diprediksi, akan ada pergerakan di arena dengan kejutan yang aneh," kata pria usia 40 tahun, bagian dari tim manajemen Dortmund, kepada majalah Jerman Kicker.