Selasa 07 Apr 2020 15:08 WIB

Giliran Bandung Sediakan Hotel Berbintang untuk Tenaga Medis

Kang Emil sempat mengecek kamar yang ditempati tenaga medis

Red: A.Syalaby
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi Ketua Jabar Bergerak Atalia Praratya berfoto bersama para petugas medias saat meninjau pelaksanaan Rapid test Covid-19 secara drive-thru, di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (4/4). Diharapkan dari hasil tes masif oleh Pemdaprov Jawa Barat secara merata di seluruh kabupaten dan kota bisa diketahui maksimal dua pekan ke depan untuk mengetahui pemetaan persebaran Covid-19
Foto: Humas Pemprov Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi Ketua Jabar Bergerak Atalia Praratya berfoto bersama para petugas medias saat meninjau pelaksanaan Rapid test Covid-19 secara drive-thru, di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (4/4). Diharapkan dari hasil tes masif oleh Pemdaprov Jawa Barat secara merata di seluruh kabupaten dan kota bisa diketahui maksimal dua pekan ke depan untuk mengetahui pemetaan persebaran Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hotel Prama Grand Preanger yang terletak di Jalan Asia Afrika Kota Bandung, Jawa Barat dijadikan tempat tinggal sementara menginap para tenaga medis.

Dokter, perawat dan kru rumah sakit lainnya yang  menangani pasien virus corona atau Covid-19 bisa menginap dengan nyaman di hotel ini. Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil di Bandung, Selasa (7/4) mengunjungi para tenaga medis di hotel bintang yang difasilitasi Pemerintah Provinsi Jabar itu.

Datang bersama Ketua Jabar Bergerak Atalia Praratya, Kang Emil memberikan dorongan motivasi kepada puluhan tenaga medis yang kebetulan sedang senam pagi di halaman hotel bintang lima ini."Kami akan terus memberikan support moral kepada tenaga medis ini. Kami juga sedang mencari APD (alat pelindung diri) ke berbagai negara untuk pengamanan diri mereka," ujar Kang Emil.

photo
Prama Grand Preanger Gelar The Rise of Preanger - ()

Dalam kunjungannya, Kang Emil mengecek beberapa kamar yang ditempati para tenaga medis. Total tenaga medis yang berasal dari rumah sakit Hasan Sadikin Bandung ini sementara berjumlah 73 orang.Terdiri dari perawat (20 orang), dokter (dua orang), supir (tiga orang), cleaning service (dua orang) dan prakarya atau administrasi (empat orang).

Sementara kamar yang telah disiapkan berjumlah 200 kamar dan baru terisi 23 kamar."Jadi Jabar memfasilitasi hotel bintang lima untuk para tenaga medis dokter dan perawat dan sudah dipakai sejak minggu lalu jadi bukan persiapan lagi tapi saya hanya mengecek kondisi mereka," ujar Kang Emil.

Dia mengungkapkan, Pemda Provinsi Jabar akan terus memaksimalkan hotel di Bandung Raya untuk para tenaga medis yang menangani pasien Covid-19. Hal ini agar para tenaga medis bisa nyaman khususnya bagi yang kesulitan pulang ke rumah sehingga bekerja maksimal. Mereka pun dapat menggunakan seluruh fasilitas di hotel.

"Di Bandung Raya banyak sekali hotel kami akan maksimalkan supaya tenaga medis nyaman. Hotel Banana Inn di Setiabudi juga sedang kami jajaki sehingga tenaga medis yang kesulitan pulang atau yang ingin fokus bisa difasilitasi," ungkap dia.

Menurut Kang Emil, tenaga medis adalah garda terdepan dalam penanganan COVID-19 sehingga harus diberikan perhatian maksimal."Kami juga sebagai pengambil keputusan bertugas memberikan perawatan, intensifkasi pengetesan COVID-19, edukasi tentang mudik dan physical distancing, itu yang paling sulit, serta urusan logistik," tutur dia.

Salah seorang tenaga medis Ali Sardjono menjelaskan, fasilitas menginap di hotel yang diberikan pemerintah ini sangat membantu karena memberikan ketenangan. Ali yang sudah menginap sejak hari minggu ini mengaku, meski sudah dinyatakan negatif Covid-19, ada kekhawatiran bila pulang ke rumah bertemu keluarga dan tetangga karena telah merawat pasien positif Covid-19.

"Dengan diberikan fasilitas penginapan ini kita akan lebih tenang memberikan pelayanan walaupun kita juga rindu ketemu keluarga," ungkap dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement