Selasa 07 Apr 2020 16:12 WIB

Lebih dari 40 Ribu Seniman di Tanah Air Terdampak Corona

Para seniman tidak berpenghasilan karena berbagai festival dibatalkan.

Dua seniman menampilkan Tari Joged Bumbung. (ilustrasi)
Foto: Antara/Wira Suryantala
Dua seniman menampilkan Tari Joged Bumbung. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)  mendata sebanyak 40.081 seniman yang terdampak pandemi covid-19 di Tanah Air. Para pekerja seni terkena dampak dari covid-19, karena tidak ada lagi pertunjukan hingga festival.

"Hingga saat ini, jumlah seniman yang terdata sebanyak 40.081. Angka ini terus bertambah hingga pendataan ditutup pada Rabu (8/4) dini hari," ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, dalam konferensi pers daring di Jakarta, Selasa (7/4).

Baca Juga

Rata-rata penghasilan pekerja seni tersebut sekitar Rp 5 juta per bulan. Namun, lantaran tidak ada lagi acara maka mereka tidak mendapatkan penghasilan.

Untuk solusinya, Kemendikbud membaginya menjadi dua skema. Pertama, untuk seniman dengan kriteria yang berpenghasilan di bawah 10 juta per bulan, sudah berkeluarga, tidak memiliki program lain, dan belum mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Mereka diusulkan untuk mendapatkan program PKH dari Kementerian Sosial.

"Jumlah dari yang mendaftar tersebut sekitar 11.873 pekerja seni atau 29,62 persen," ucap dia.

Kedua, seniman yang mempunyai penghasilan di bawah 10 juta per bulan, tidak punya penghasilan lain, belum berkeluarga, belum mendapatkan bantuan sosial, maka diusulkan untuk mendapatkan kartu prakerja. Jumlah sekitar 9.122 dari jumlah seniman yang terdata tersebut.

Hilmar menambahkan dirinya sudah berkoordinasi dengan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, yang kemudian diteruskan kepada Presiden Joko Widodo. Sementara untuk pekerja seni yang tidak termasuk dua skema tersebut, Kemendikbud menyiapkan platform daring yang disiarkan melalui media sosial yakni budayasaya.

Melalui platform daring tersebut, lanjut Hilmar, seniman dapat terus berkegiatan seni. Dia berharap melalui pertunjukan daring itu memiliki dampak, tidak hanya pada seniman tapi juga teknisi yang berada di belakang layar.

"Untuk Direktorat Jenderal Kebudayaan sendiri, ada beberapa anggaran yang digeser. Misalnya Indonesiana, seharusnya dilakukan di 40 daerah namun dibatalkan, dan anggarannya dialihkan ke pertunjukan daring," kata dia.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement