Selasa 07 Apr 2020 16:10 WIB

Usir Jenuh di Rumah, Balitsa Dorong Family Farming

Warga didorong memanfaatkan pekarangan rumah untuk bercocok tanam.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Abdul Rahman (60) merawat tanaman di atap rumah miliknya di Jalan Saraswati, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (14/11).
Foto: Republika
Abdul Rahman (60) merawat tanaman di atap rumah miliknya di Jalan Saraswati, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Balai Penelitian Tanaman dan Sayuran (Balitsa) Kementerian Pertanian mengajak masyarakat untuk menerapkan konsep family farming atau pertanian keluarga yang memanfaatkan pekarangan rumah untuk mengusir rasa bosan selama di rumah akibat wabah Covid-19. Kegiatan tersebut pun turut meminimalisasi kemungkinan terjadinya kerawanan pangan.

Peneliti Pasca Panen Balitsa Kementan Darkam Musaddad mengatakan program pemanfaatan lahan pekarangan untuk berkebun sudah diinisiasi Kementan dengan program berjudul kawasan rumah pangan lestari (KRPL). Saat ini, namanya berganti menjadi family farming atau pertanian keluarga.

"Family farming diharapkan agar setiap keluarga dapat memanfaatkan setiap jengkal lahan pekarangannya untuk bercocok-tanam atau beternak," ujarnya melalui keterangan pers yang diterima, Selasa (7/4).

Ia mengatakan, jika program yang dipegang Badan Ketahanan Pangan Kementan bisa berjalan di tiap keluarga maka dapat mengatasi permasalahan kekurangan pangan. Terlebih katanya saat wabah Covid-19 pasokan dari sentra produksi terhambat.

"Kondisi wabah akibat virus sekarang ini, pangan tidak hanya diperlukan sebagai pemenuhan gizi agar tubuh tetap kuat tetapi diperlukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh tetap sehat," katanya.

Darkam mengatakan sayuran merupakan salah satu jenis tanaman yang kaya dengan vitamin dan mineral  dan diperlukan tubuh. Sehingga mengkonsumsi sayuran menjadi alternatif yang praktis, murah, dan mudah.

Ia mengatakan, jenis tanaman sayuran tidak hanya dapat dibudidayakan di lahan luas akan tetapi dapat ditanam di dalam pot, hidroponik, atau aeroponik. Sehingga konsep family farming selama pandemi Covid-19 bisa dilakukan.

Menurutnya, seluruh balai unit pelaksana di Kementan wajib membuat satu percontohan family farming. "Diwajibkan satu balai satu (family farming)," ungkapnya.

Hingga Senin (6/4) sore, jumlah warga yang positif corona atau Covid-19 mencapai 2.491 kasus terdiri dari 2.090 orang dirawat, 209 meninggal, dan 192 dinyatakan sembuh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement