Selasa 07 Apr 2020 17:12 WIB

Pemkab Purbalingga Sediakan Jamu Gratis di Alun-Alin

Pemberian jamu gratis di Purbalingga akan berlangsung hingga 21 April.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Perajin jamu menuangkan jamu cair berbahan rempah-rempah ke dalam botol di industri rumahan jamu tradisional di Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis (5/3/2020).
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Perajin jamu menuangkan jamu cair berbahan rempah-rempah ke dalam botol di industri rumahan jamu tradisional di Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis (5/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Pemerintah Kabupaten Purbalingga menggelar kegiatan pemberian jamu tradisional gratis di Alun-alun Kota Purbalingga. Setiap pengendara yang melintas di ruas jalan sekitar Alun-alun, bisa menikmati jamu secara gratis dari penjual jamu gendong yang menempati beberapa gazebo di sekitar alun-alun.

Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UKM Adi Purwanto, mengatakan kegiatan ini diikuti oleh 105 pedagang jamu keliling yang berasal dari Paguyuban Pedagang Jamu “Sumber Waras” Kelurahan Purbalingga Kidul dan Paguyuban Pedagang Jamu Desa Beji Bojongsari. ''Kegiatan pemberian jamu gratis akan berlangsung selama 15 hari, mulai 7 April hingga 21 April 2020,'' kata dia, Selasa (7/4).

Baca Juga

Menurutnya, para penjual jamu tersebut akan membagikan jamu secara bergiliran. Setiap hari, ada 7 pedagang jamu yang mangkal. Masing-masing pedagang menyediakan 40 gelas, sehingga dalam sehari ada 280 gelas jamu yang dibagikan.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi saat menyaksikan kegiatan tersebut, menyatakan kegiatan minum jamu gratis dalam menggelorakan gerakan minum jamu untuk meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh. ''Kegiatan ini dibiayai oleh Pemkab,'' katanya.

Dengan kegiatan ini, kata Bupati, secara tidak langsung juga dilakukan upaya memberdayakan para pedagang jamu. Dengan demikian, hasil yang diperoleh dari kerjasama ini, bisa digunakan pedagang jamu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ruswati (35), pedagang jamu gendong asal Desa Beji Bojongsari, mengaku sejak penyakit Corona mewabah, omset penjualan jamunya memang mengalami peningkatan. ''Biasanya saya hanya bisa menjual 10 botol jamu perhari. Tapi sejak ada Corona, saya harus membuat 15 botol jamu setiap hari,'' katanya.

Menurutnya, jenis jamu yang paling laris adalah jamu empon-empon. Yakni, jamu yang dibuat dengan menggunakan bahan baku campuran seperti cabe puyang, temulawak, lada, serai, temu ireng, kencur, kunyit, jahe, dan juga jahe merah,'' katanya.

Namun dia juga mengaku tetap menyediakan jamu yang biasa dia jual sebelumnya. Antara lain, seperti jamu kunyit asem dan beras kencur. ''Biasanya saya menjual jamu dengan cara keliling di Desa Karangbanjar Kecamatan Bojongsari,'' katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement