REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina terus mencatatkan progress positif untuk menuntaskan pembangunan kilang nasional agar sesuai target yang ditetapkan. Proyek yang dikenal dengan megaproyek RDMP dan GRR ini terus dikebut untuk mengejar ketahanan dan kemandirian energi nasional yang ditandai dengan stop impor BBM di tahun 2026.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyatakan, megaproyek RDMP dan GRR menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan dengan tahapan pembangunan masing-masing. Kilang Balikpapan hingga triwulan 1-2020 progressnya mencapai 15,02 persen, hingga akhir tahun ini ditargetkan mencapai 40 persen. Sementara untuk Kilang Balongan dan Cilacap masing-masing kita targetkan mencapai 10 persen tahun ini, dan akan terus dikebut sesuai target tahapan pembangunananya.
“Dalam rangka percepatan, Pertamina paralel telah melakukan sejumlah pekerjaan seperti pembangunan dermaga (jetty), site development, pembangunan workshop dan warehouse, pembangunan kantor gedung laboratorium dan HSSE serta sarana pendukung lainnya,” ungkap Fajriyah, Selasa (7/4).
Ia menjelaskan pertamina juga telah menyelesaikan pengadaan peralatan utama yang membutuhkan waktu lama untuk memastikan proyek ini berjalan sesuai target. Saat ini peralatan utama tersebut sedang dalam proses pembuatan atau manufacturing.
Selain itu, negosiasi dengan mitra bisnis dan investor juga terus berjalan dengan baik. Sejumlah MoU dan kesepakatan bisnis telah ditandatangani antara Pertamina dengan berbagai pihak, seperti ADNOC, Mubadala, Rosneft, K-Sure dan lain sebagainya. Termasuk negosiasi dengan Saudi Aramco juga masih terus berlanjut yang ditargetkan bisa selesai pada akhir April 2020.
Proyek RDMP Balongan, terbagi menjadi 3 Fase. Pembangunan RDMP Balongan Fase 1, saat ini masih pada tahap Dual FEED Competition (DFC) dengan dua konsorsium yakni Konsorsium RRE (PT Rekayasa Industri, PT Rekayasa Engineering dan PT Enviromate Technology International) dan konsorsium JSW di antaranya JGC Indonesia, PT Synergy Engineering, dan PT Wijaya Karya. proses ini ditargetkan selesai pada Mei 2020.
Untuk Fase 2, saat ini sedang dilakukan studi kelayakan serta memulai Revamp Studi Unit ARDHM. Sementara untuk RDMP Balongan Fase 3 (New Refinery and Petchem Complex Jabar), studi kelayakan akan dilakukan bersama partner dan sedang dalam penetapan lokasi serta pengadaan lahan. Progres RDMP Balongan Fase 3, saat ini sedang proses pengadaan lahan serta partnership dimana Pertamina dan ADNOC telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk pengembangan Kompleks Kilang Terintegrasi Petrokimia di Balongan, Jawa Barat.
RDMP Plaju saat ini telah memasuki pengadaan Licensor BED, dan memulai Pekerjaan BED. Sementara RDMP Dumai dalam tahap dilakukan tender revisit Bankable Feasibility Study (BFS).
Sementara itu, GRR Tuban sudah selesai dengan proses pengadaan lahan dan sedang dalam proses pembayaran. Pertamina dan Rosneft bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada 28 Oktober 2019. Saat ini telah dimulai pelaksanaan Basic Engineering Design (BED) dan Front End Engineering Design (FEED). Progres Land Clearing telah mencapai 90,08 persen serta progress restorasi mencapai 46,40 persen. Adapun progress General Engineering Design (GED) telah mencapai 6,22 persen.
“Dengan dukungan semua pihak, pembangunan kilang diharapkan berjalan lancar dan selesai sesuai waktu yang ditargetkan, sehingga kita bisa berdaulat secara energi,” pungkas Fajriyah.