Selasa 07 Apr 2020 18:51 WIB

Wagub Jabar Tinjau Pelaksanaan Rapid Test Covid-19 Kyai

RDT Covid-19 secara masif bertujuan untuk memetakan persebaran.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Rapid test Covid-19 secara drive-thru, di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (4/4).
Foto: Humas Pemprov Jawa Barat
Rapid test Covid-19 secara drive-thru, di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--- Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meninjau pelaksanaan rapid diagnostic test atau RDT Covid-19 bagi ulama, kiai, ustaz, dan ustazah, di Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya, Selasa (7/4). Sebanyak 370 pemuka agama dari kedua kabupaten tersebut dites karena memiliki interaksi sosial tinggi dan rawan terinfeksi Covid-19.

"Kiai, ulama, ustaz, dan ustazah, ini termasuk orang yang kategori B (warga dengan profesi yang interaksi sosialnya rawan tertular Covid-19) yang sering berkomunikasi dengan jamaahnya," ujar Uu. 

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, kata dia, rencananya akan menggelar tes masif Covid-19 untuk 5.000 pimpinan pesantren di Jabar.  Uu mengatakan, pelaksanaan RDT Covid-19 secara masif bertujuan untuk memetakan persebaran dan memutus mata rantai penyebaran. Hasil tes masif akan menjadi landasan Pemda Provinsi Jabar dalam mengambil keputusan. 

"Bukan hanya kiai, tetapi rohaniawan pun akan dilaksanakan tes. Besok salah satu jamaah, salah satu kelompok jamaah ibadah di Bandung akan dites," katanya.

Menurut Uu, kalau sudah mendapatkan hasil dalam kegiatan ini, maka hasilnya akan ada sebuah kesimpulan yang ujungnya pemerintah tidak salah membuat sebuah keputusan.

Selain itu, Uu mengimbau masyarakat untuk displin. Sebab, kedisiplinan masyarakat dalam mengenakan masker, menerapkan physical maupun social distancing, dan tidak mudik amat krusial dalam mencegah penyebaran Covid-19.  Dia juga mengajak semua masyarakat Jabar bahu-membahu tanggulangi Covid-19. 

Masyarakat, kata dia, harus disiplin ikut aturan dan imbauan surat edaran dari pemerintah yang sudah beberapa kali disampaikan baik pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. 

"Seperti diam di rumah, dalam berkomunikasi jaga jarak, cuci tangan, jangan terlalu banyak beraktivitas, dan lainnya. Termasuk juga pada umat beragama dalam melaksanakan ibadah tolong untuk memperhatikan protokol kesehatan," paparnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement