REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penurunan cadangan devisa dinilai tidak perlu jadi polemik. Dari posisi akhir Februari 2020 ke akhir Maret 2020, posisi cadangan devisa turun drastis dari 130,4 miliar dolar AS menjadi 121,0 miliar dolar AS.
Kepala Ekonom BNI, Ryan Kiryanto menyampaikan penurunan tersebut sangat bisa dipahami dan dimaklumi. Sehingga tidak perlu dijadikan polemik yang tidak produktif.
Cadangan devisa digunakan untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan keperluan stabilisasi nilai tukar rupiah. Pandemi Covid-19 membuat sebagian pelaku pasar panik dan kehilangan rasionalitas.
"Namun tetap saja faktor utamanya adalah tekanan eksternal yang bertubi-tubi di sepanjang Maret lalu," katanya.