REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kejadian Luar Biasa (KLB) virus corona/Covid-19 sudah ditetapkan
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo sejak 16 Maret 2020. Sehingga masyarakat diminta untuk
tinggal dirumah dan menjauhi keramaian. Bahkan seluruh siswa sekolah diliburkan 14 hari
terhitung mulai 16 - 29 Maret 2020.
Data kematian 2 orang warga Solo karena Covid-19 membuat warga dan pemerintah kota Solo
semakin khawatir. Akhirnya, waktu libur sekolahpun diperpanjang sampai dengan 13 April
2020. Selain itu, untuk ASN dan pegawai perkantoran diberlakukan WFH (Work From Home)
dengan bekerja dari rumah masing-masing.
Situasi tersebut membuat warga takut keluar rumah. Namun, bagi sebagian unit usaha kondisi ini
justru menjadi berkah. Salah satunya bagi toko selaras unit usaha BUMMas Sumber Mapan
Rumah Zakat Desa Berdaya Sumber Surakarta. Karena wabah Covid-19, pesanan sembako terus
berdatangan karena warga memilih untuk memesan sembako dari rumah.
Selain itu, kemudahan toko selaras juga memberikan kemudahan bagi pemesan dengan
menyediakan pesanan via Whatsapp. Sehingga pesanan bisa dilakukan dimanapun dan barang
bisa diantarkan ke tempat tujuan.
Bahkan, sampai awal april ratusan paket sembako sudah dipesan oleh warga baik untuk
diberikan kepada dhuafa maupun untuk kebutuhan pribadi mereka. Membludaknya pesanan ini,
membuat Retno Sugiyanto selaku Relawan Rumah Zakat dan pengelola BUMMas kewalahan
terutama dalam hal transportasi.
Akhirnya, mereka pun sepakat untuk menambah armada transportasi dengan membeli mobil pick
up untuk meningkatkan kapasitas dan pelayanan pengantaran sembako untuk pembeli.
Sugiyatno selaku Manager BUMMas merasa bersyukur di tengah wabah Covid-19, dirinya
masih bisa melayani masyarakat.
"Kami sangat bersyukur, meski kondisi KLB tapi kami masih bisa melayani masyarakat yang
membutuhkan sembako, meski kami sendiri harus berjuang untuk menjaga kesehatan karena
sering keluar rumah untuk mengirim order sembako. Alhamdulillah juga omzet kami melonjak
hampir lima kali lipat dari biasanya," ungkap Sugiyatno.