Selasa 07 Apr 2020 22:39 WIB

Madiun Jadikan Asrama Haji Lokasi Karantina Pemudik

Warga Kota Madiun diimbau tetap tinggal di daerah masing-masing dan diam di rumah.

Pengendara melintas di bawah spanduk bertuliskan pengumuman peniadaan kegiatan Pasar Minggu di Taman Lalu Lintas Bantaran Sungai Madiun, Ahad (22/3/2020).
Foto: ANTARA/Siswowidodo
Pengendara melintas di bawah spanduk bertuliskan pengumuman peniadaan kegiatan Pasar Minggu di Taman Lalu Lintas Bantaran Sungai Madiun, Ahad (22/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID,MADIUN -- Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur, menjadikan gedung Asrama Haji di wilayah setempat sebagai lokasi karantina bagi para pemudik yang telanjur pulang ke Kota Madiun. Karantina guna memutus rantai penyebaran virus corona jenis baru atau Covid-19.

"Sesuai imbauan Gubernur, pemerintah daerah diminta menyiapkan tempat isolasi atau karantina bagi pemudik. Tempatnya bisa menggunakan gedung sekolah. Tetapi setelah kami cek, fasilitas di sekolah kurang memadai. Maka tidak jadi di sekolah dan kami alihkan ke Asrama haji," ujar Wali Kota Madiun Maidi saat meninjau kesiapan Gedung Asrama Haji sebagai lokasi karantina di Madiun, Selasa (7/4) sore.

Menurut dia, gedung Asrama Haji dinilai lebih layak dari pada 13 gedung sekolah yang sebelumnya sempat akan dipilih sebagai tempat isolasi. Selain Asrama Haji, tempat isolasi juga disediakan di Gedung Diklat dan guesthouse.

Menurut dia, terdapat 120 tempat tidur di Asrama Haji saat ini. Selain itu, di tempat tersebut masih terdapat beberapa ruang lagi yang bisa digunakan jika diperlukan, sedangkan untuk Gedung Diklat terdapat sekitar 30 tempat tidur dan 12 tempat tidur untuk guesthouse.

Setiap kamar, katanya, memiliki jumlah tempat tidur bervariasi. Paling tidak, terdapat empat kasur dalam satu kamar, sehingga bisa digunakan untuk satu keluarga sekaligus.

Selain itu, ujar dia, ketiga tempat itu juga memiliki fasilitas yang layak, mulai kamar mandi dan air bersih. Asrama Haji juga digunakan sebagai kantor Dinkes dan KB Kota Madiun dan penginapan dokter serta perawat Kota Madiun dari luar kota untuk sementara. Artinya, penanganan petugas kesehatan bisa lebih maksimal.

Wali Kota Maidi mengaku sebetulnya ingin tempat karantina itu tidak pernah digunakan terkait penanganan antisipasi Covid-19 ini. Harapannya, warga Kota Madiun tidak pulang dulu pada Lebaran kali ini atau sampai masa pandemik corona ini reda.

Larangan mudik tersebut, katanya, bukan hanya di Kota Madiun, tapi juga oleh pemerintah pusat. Karenanya, Maidi mengimbau warga Kota Madiun untuk tetap tinggal di daerah masing-masing dan lebih memperbanyak di rumah.

"Dengan tidak mudik, keluarga di rumah bisa tenang, pengendalian penyebaran virus corona yang dilakukan pemerintah juga bisa maksimal," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement