Rabu 08 Apr 2020 05:00 WIB

New York Alami Hari Paling Mematikan Selama Pandemi Covid-19

Tingkat kematian di New York mencapai 731 kasus pada Selasa.

Pekerja medis mengenakan alat pelindung diri membawa jasad korban Covid-19 menuju kamar jenazah darurat di Wyckoff Heights Medical Center, New York, Senin (6/4). New York menghadapi hari paling mematikan pada Selasa.
Foto: AP/John Minchillo
Pekerja medis mengenakan alat pelindung diri membawa jasad korban Covid-19 menuju kamar jenazah darurat di Wyckoff Heights Medical Center, New York, Senin (6/4). New York menghadapi hari paling mematikan pada Selasa.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kota New York telah mengalami hari paling mematikan selama pandemi Covid-19 dengan mencatat 731 kematian dalam 24 jam terakhir. Di lain sisi, Gubernur Andrew Cuomo mengatakan, pasien rawat inap berjumlah ajek sehingga memberikan harapan untuk negara bagian yang paling terpukul itu.

Bahkan ketika jumlah kematian akibat infeksi virus corona tipe baru mencapai 5.489 di seluruh New York, Cuomo mengatakan kepada pers, Selasa, bahwa dia bekerja sama dengan para gubernur New Jersey dan Connecticut mengenai rencana memulai kembali kehidupan begitu krisis mereda. Cuomo mengatakan bahwa penutupan bisnis dan sekolah serta langkah pembatasan jarak sosial telah memberi dampak yang diinginkan dan mendesak masyarakat untuk terus patuh khususnya karena Kota New York bersiap menghadapi kemungkinan puncak rawat inap pekan ini.

Baca Juga

"Perilaku kita mempengaruhi jumlah kasus," kata Cuomo seperti dikutip Reuters, Rabu. "Jumlah kasus tidak turun dari surga."

Sebanyak 731 kematian baru pada Senin pekan ini menandai kenaikan dari 599 kematian baru sehari sebelumnya, sementara rawat inap baru hampir dua kali lipat menjadi 656, bertentangan dengan tren beberapa hari terakhir yang oleh Cuomo disebut sebagai kemungkinan menjadi ratanya kurva. Tetapi, Cuomo memperingatkan untuk tidak terlalu banyak membaca data harian dan menekankan rata-rata tiga hari yang masih menunjukkan tren penurunan tekanan terhadap rumah sakit-rumah sakit di New York.

Sang gubernur juga menunjuk penurunan penerimaan unit perawatan intensif dan penurunan intubasi harian sebagai tanda-tanda yang membesarkan hati. Cuomo mengatakan, para pejabat kesehatan telah mengembangkan rejimen pengujian antibodi yang disetujui oleh Departemen Kesehatan AS untuk digunakan di negara bagian tersebut, dan mengatakan bahwa para pengambil kebijakan sedang berupaya meningkatkannya.

Tes itu, menurut Cuomo, akan menentukan apakah orang telah mengembangkan antibodi setelah tertular dan sembuh dari virus corona. Itu akan menjadi bagian dari rencana yang lebih besar yang bertujuan membuat orang kembali bekerja dan bersekolah.

"Itu sebabnya Anda akan memiliki antibodi untuk virus - itu berarti Anda tidak lagi menular, dan Anda tidak bisa terpapar virus ini karena Anda memiliki antibodi dalam sistem Anda," kata gubernur. "Anda tidak akan mengakhiri virus ini sebelum mulai memulihkan hidup."

sumber : Antara, Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement