REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Dalam upaya untuk melindungi karyawan yang berpenghasilan rendah akibat pandemi virus corona, Los Angeles Lakers berencana untuk meminta petinggi tim membuat pengorbanan moneter. Caranya memotong sebagian gajinya.
Pemilik Lakers, setelah berkonsultasi dengan penasihat keuangan klub, akan meminta anggota terpilih dari personel seniornya untuk secara sukarela dipotong 20 persen dari gaji mereka.
"NBA dan National Basketball Players Association sedang mempertimbangkan menahan hingga 25 persen dari gaji pemain yang tersisa di liga. Hal ini akan terjadi andai pertandingan reguler musim akhirnya dibatalkan," demikian bunyi laporan tersebut dikutip dari ESPN, Rabu (8/4).
Rencana Lakers untuk menunda gaji mencerminkan tindakan yang diambil liga pada akhir Maret. Saat itu manajemen NBA mengurangi gaji dasar sebesar 20 persen untuk sekitar 100 eksekutif berpenghasilan tinggi di seluruh dunia.
Lakers adalah klub paling berharga kedua di NBA, senilai sekitar 4,4 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Keluarga Buss memiliki 66 persen dari franchise, dengan bagian sisanya dikendalikan oleh AEG (sekitar 27 persen) dan Dr. Patrick Soon-Shiong (sekitar 5 persen).
Rencana keuangan Lakers untuk penangguhan gaji secara sukarela sebelumnya dilaporkan oleh The Athletic.