REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim produksi jagung sepanjang Maret 2020 tembus hingga 6 juta ton. Kebutuhan jagung baik untuk pangan maupun pakan diyakini bisa terpenuhi dari produksi dalam negeri.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi, mengatakan, panen masih akan terjadi pada bulan April 2020 yang diperkirakan mencapai 3,3 juta ton. Adapun, rata-rata kebutuhan untuk industri pakan ternak serta konsumsi masyarakat per bulan hanya sekitar 1,5 juta ton.
"Surplusnya cukup (besar) dan ini juga berdampak pada harga jagung yang sudah terjadi (penurunan) saat ini," kata Suwandi di Jakarta, Selasa (8/7).
Ia menuturkan, dari data yang dilaporkan beberapa provinsi telah menunjukkan penurunan harga jagung. Namun, Suwandi tidak memerinci berapa rata-rata harga saat ini yang diperoleh Kementan. Menurut dia, Kementan fokus untuk mendekatkan industri pakan ternak dengan sentra produksi jagung agar hasil petani dapat diserap oleh industri.
"Kuncinya ada di distribusi sehingga bisa memperlancar arus informasi daerah mana yang saat ini membutuhkan jagung," katanya menambahkan.
Suwandi memastikan bahwa posisi saat ini produksi jagung dalam negeri sangat mencukupi kebutuhan domestik. Soal opsi impor jagung, pihaknya menegaskan tidak ada impor dan Kementan fokus pada aspek produksi dan pengamanan pasokan.