REPUBLIKA.CO.ID, GUAYAQUIL -- Pemerintah Ekuador mempersiapkan pemakaman khusus bagi pasien yang meninggal dunia akibat infeksi virus corona jenis baru, atau Covid-19. Pemakaman darurat itu dibangun di atas tanah yang disumbangkan oleh pemakaman pribadi di Guayaquil.
Pada Selasa, Ekuador mengkonfirmasi 3.995 kasus infeksi virus corona dengan 220 kematian. Pandemi itu telah memicu kekurangan peti mati, sehingga beberapa orang menguburkan kerabat mereka dengan kotak kardus. Selain itu, pemerintah Ekuador juga menghadapi kekurangan lahan pemakaman di tengah pandemi Covid-19.
Kota Guayaquil akan menyiapkan dua pemakaman umum dengan kapasitas sekitar 12.000. Presiden Ekuador, Lenin Moreno memperkirakan 3.500 orang meninggal dunia akibat virus corona di provinsi Guayas. Provinsi tersebut memiliki jumlah infeksi virus corona hingga 68 persen.
Jorge Wated, yang mengkoordinasikan penanganan kematian akibat Covid-19 mengatakan, pemerintah akan menerbitkan panduan pemakaman di internet. Hal itu untuk memastikan kerabat orang yang meninggal mengetahui di mana dia dikuburkan.
"Pemakaman dilakukan tanpa dipungut biaya," ujar Wated.
Menurut Sekolah Tinggi Perawat Guaya, tujuh perawat telah meninggal dunia akibat infeksi Covid-19. Sementara 147 perawat lainnya telah terinfeksi dan 120 perawat mengundurkan diri karena takut tertular.
"Setiap hari jumlah staf medis menurun," ujar Presiden Sekolah Tinggi Perawat Guayas, Lilia Triana.
Sebelumnya, deretan mobil jenazah menunggu di luar pemakaman pribadi di seluruh kota selama berjam-jam agar dapat menguburkan jenazah yang mereka bawa. Kurangnya lahan pemakaman membuat beberapa keluarga memilih untuk menyimpan jenazah kerabat mereka selama berhari-hari.