Rabu 08 Apr 2020 10:23 WIB

Kematian Akibat Corona di AS Lebih Banyak dari 6 Kali Perang

Tercatat ada 11.851 kematian akibat corona di AS pada Selasa (7/4) waktu setempat.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang pria sedang mengenakan masker (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Seorang pria sedang mengenakan masker (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Amerika Serikat mencapai tonggak suram dalam perjuangannya melawan virus corona. Pada Senin (6/4) waktu setempat, dilaporkan lebih dari 10 ribu orang meninggal karena Covid-19.

Menurut data dari Departemen Urusan Veteran AS, total ini melampaui jumlah kematian pertempuran dari enam kali perang AS apabila digabungkan. Departemen tersebut mengatakan, ada sekitar 9.961 tentara tewas di medan perang selama enam perang. Enam perang yang dimaksud adalah Revolusi Amerika, Perang 1812, Perang Meksiko, Perang India, Perang Spanyol-Amerika, dan Desert Shield/Desert Storm. Data tidak termasuk kematian lain yang terkait dengan perang.

Dilansir di USA Today, Selasa (7/4) waktu setempat, pejabat AS berulang kali menyamakan wabah virus corona dengan perjuangan paramiliter. Anggota angkatan bersenjata AS bahkan telah bergabung dalam berbagai upaya membantu menghentikan penyebaran virus.

Kapal rumah sakit angkatan laut USNS Comfort dikirim ke Manhattan untuk membantu meningkatkan kapasitas medis kota. Anggota Garda Nasional dan personel militer medis telah dikerahkan untuk membantu daerah-daerah yang terkena dampak parah.

Menurut data Rumah Sakit Johns Hopkins, tercatat ada 11.851 kematian pada Selasa (7/4) sore. Selama akhir pekan, para pejabat memperingatkan hari-hari mendatang akan menjadi fokus utama dalam upaya penanggulangan virus.

Dokter bedah umum, Jerome Adams, mengatakan, pekan ini bisa menjadi yang paling sulit dan paling menyedihkan. "Ini akan menjadi momen (serupa) Pearl Harbor dan peritiwa 9/11 kita. Namun, itu tidak akan dilokalisasi," kata Adams.

Virus diprediksi akan mencapai puncak kematian pekan ini. Masyarakat yang belum melihat lonjakan besar dalam kematian akibat corona akan melihat dari jendela karantina mereka dalam beberapa pekan mendatang.

"Ini adalah saat untuk tidak pergi ke toko kelontong, apotek, tetapi melakukan segala yang Anda bisa untuk menjaga keluarga dan teman-teman Anda tetap aman," ujar koordinator gugus tugas virus corona Gedung Putih, dr Deborah Birx.

AS harus mengalami lebih dari 1.000 kematian per hari. Jumlah korban harian itu lebih banyak dua kali lipat dari dua penyakit paling mematikan di AS, yakni kanker paru-paru dan flu. Pejabat kesehatan federal mengatakan, ada tanda-tanda wabah ini mungkin mencapai puncaknya di beberapa daerah yang terpukul parah seperti New York City dan Negara Bagian Washington.

Langkah-langkah physical distancing efektif dalam mencegah penyebaran virus. Pasien positif corona telah mengalami pertempuran selama beberapa pekan dengan virus ini, yang berarti angka kematian mencerminkan infeksi sudah terjadi beberapa pekan sebelumnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement