REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Otoritas yang menguasai Libya timur, pada Selasa (7/4), melaporkan kasus pertama virus corona kendati ada upaya untuk menutup perbatasan dan memberlakukan jam malam guna membatasi interaksi sosial.
Libya mencatat total 20 kasus Covid-19, dengan yang lainnya di daerah barat kekuasaan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui internasional.
PBB bersama lembaga bantuan telah mendesak para pihak bertikai di Libya agar menghentikan pertempuran, namun konflik tersebut justru meningkat dalam dua pekan belakangan. Kondisi itu diperparah dengan serangan terhadap rumah sakit di daerah Tripoli, yang dikendalikan oleh GNA pada Senin.
Tentara Nasioanl Libya (LNA) pimpinan Khalifa Haftar yang bermarkas di timur, yang didukung oleh Uni Emirat Arab, Mesir serta Rusia, sedang berupaya merebut Tripoli selama lebih dari setahun.
Lembaga bantuan seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa Libya dalam kondisi yang buruk untuk membendung wabah besar virus corona karena sebagian besar infrastruktur mereka rusak.