REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN berhasil mendatangkan polymerase chain reaction (PCR) atau alat tes swab untuk mendeteksi virus corona dari perusahaan farmasi Roche, Swiss. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, PCR ini mempunyai tingkat presisi yang jauh lebih akurat untuk mendeteksi virus corona daripada rapid test.
"Kemarin sudah datang Sabtu ke Indonesia," ujar Arya saat jumpa pers bersama BNPB di Jakarta, Rabu (8/4).
Arya menyampaikan, terdapat dua alat RNA extractor automatic dengan total kapasitas 1.000 spesimen per hari. Dengan demikian, satu alat memiliki kapasitas 500 spesimen per hari. Selain itu, menurut Arya, BUMN juga telah mendatangkan 18 lightcycle untuk mendeteksi PCR dengan kapasitas 500 tes per hari.
"Jadi, dengan alat ini kalau sudah terinstal (semua) maka satu hari akan bisa mencapai 9.000 sampai 10 ribu tes per hari. Kecepatan mengetahui positif atau negatif juga sangat tinggi," ucap Arya.
Arya menyampaikan, dengan memanfaatkan alat tersebut, proses deteksi bisa mencapai 300 ribu tes per bulan. Arya menyebut alat PCR sudah terpasang di salah satu rumah sakit Jakarta. Selain di Jakarta, menurut Arya, BUMN bersama gugus tugas penanganan corona juga akan mendistribusikan PCR ke sejumlah daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, hingga Papua.
"(Alat PCR) ini akan disebar sepepatnya," kata Arya.
Arya berharap tambahan alat PCR yang didatangkan BUMN dapat membantu percepatan pendataan masyarakat yang positif terpapar virus corona. "Dengan begitu, kita bisa mengantisipasi dalam menghadapi corona semakin baik," ucap Arya.