Rabu 08 Apr 2020 12:29 WIB

Hotel Berbintang Palembang yang Tutup Makin Bertambah

Hotel berbintang memilih tutup karena pemasukan tak sebanding biaya operasional

Kamar hotel berbintang/ilustrasi. Hotel berbintang di Kota Palembang, Sumatera Selatan, yang melakukan penutupan sementara sebagai dampak menurun tingkat hunian kamar selama wabah Virus Corona baru atau COVID-19, terus bertambah.
Foto: pixabay
Kamar hotel berbintang/ilustrasi. Hotel berbintang di Kota Palembang, Sumatera Selatan, yang melakukan penutupan sementara sebagai dampak menurun tingkat hunian kamar selama wabah Virus Corona baru atau COVID-19, terus bertambah.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Hotel berbintang di Kota Palembang, Sumatera Selatan, yang melakukan penutupan sementara sebagai dampak menurun tingkat hunian kamar selama wabah Virus Corona baru atau COVID-19, terus bertambah.

"Awalnya pada 1 April 2020 hanya ada satu hotel yang menghentikan sementara operasionalnya yakni Hotel Santika Bandara. Kini menjadi empat hotel," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan Herlan Aspiudin di Palembang, Rabu (8/4). Keempat hotel berbintang di Kota Palembang yang melakukan penutupan sementara yakni Hotel Santika Bandara, Sandjaya, Shofa Marwah, dan Hotel Sentosa

Selain hotel di Palembang ada empat hotel lainnya di wilayah Sumatera Selatan yang melakukan penutupan sementara karena penghasilannya tidak seimbang dengan pengeluaran biaya operasional. Keempat hotel di luar Palembang yang tutup sementara yakni dua hotel di Kota Prabumulih (Note Hotel dan Hotel Grand Citra), serta masing-masing satu hotel di Kota Lubuk Linggau (Daffam Hotel) dan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur (Hotel Dewi Martapura).

Selain itu, lanjut dia, terhitung 1 April 2020 ada tiga hotel menerapkan sistem buka tutup untuk mengatasi anjloknya tingkat hunian hotel yang mencapai 95 persen dari kapasitas kamar yang tersedia akibat wabah COVID-19. Tiga hotel yang menerapkan sistem buka tutup Grup Aston yakni Hotel Aston, Harper, dan Fave Hotel.

Ia mengatakan manajemen sejumlah hotel di Palembang mulai menghentikan operasional dan melakukan sistem buka tutup karena tingkat huniannya terus bergerak turun sejak tiga bulan terakhir.

"Jika kondisi tersebut terus memburuk, akan lebih banyak lagi anggota PHRI menutup kegiatan usaha mereka, karena pemasukan tidak sesuai dengan biaya operasional yang dikeluarkan setiap harinya," ujar Herlan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement