REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Banjir akibat luapan air Sungai Citanduy kembali melanda Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya. Sedikitnya, 15 rumah tergenang air dengan ketinggian hingga 30 sentimeter.
Berdasarkan pantauan Republika di lokasi kejadian, banjir juga menggenangi jalan yang biasa diakses warga. Sekira 100 meter jalan terendam air dengan ketinggian hingga 30 sentimeter. Selain itu, air juga masuk ke rumah warga.
Salah seorang warga sekitar, Uho (68 tahun) mengatakan, banjir itu terjadi sejak Selasa (7/4) sekira pukul 22.00 WIB. Hujan deras di wilayah itu yang terjadi sejak Selasa sore menyebabkan air Sungai Citanduy meluap dan masuk ke pemukiman.
"Jam 10 malam mulai naik airnya. Tengah malam air semakin tinggi, di dalam rumah mencapai 50 sentimeter," kata dia di lokasi kejadian, Rabu (8/4) pagi.
Namun, ketika Republika mendatangi lokasi, air yang menggenang rumah milik Uho telah surut. Hanya jalan desa yang masih tergenang air. Itu pun warga masih dapat memaksakan diri untuk melintas. Sementara anak-anak justru bermain di jalan yang tergenang banjir itu.
Menurut Uho, tak ada warga yang mengungsi akibat kejadian itu karena warga sudah biasa dengan banjir yang terjadi di wilayah itu.
"Kalau hujan merata pasti banjir. Tapi warga sekitar sudah biasa, jadi tidak kaget," kata dia.
Salah seorang warga lainnya, Tohir (70) banjir yang terjadi sejak Selasa malam merupakan yang ketiga kalinya sejak awal 2020. Namun, dari tiga kejadian banjir itu tidak ada warga yang mengungsi. Ia menyebutkan, terdapat 15 rumah yang terendam banjir kali ini. Ketinggian air yang masuk ke dalam rumah bervariasi berkisar 10-30 sentimeter.
"Alhamdulillah semua aman," kata dia.
Tohir mengatakan, banjir yang terjadi di wilayah itu akibat pendangkalan Sungai Citanduy. Akibatnya, ketika hujan turun dengan intensitas tinggi, sungai tak mampu menahan laju air. Ia berharap, pemerintah dapat melakukan pengerukan Sungai Citanduy. "Jadi tidak setiap tahun banjir terus," kata dia.