REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen Persija Jakarta tetap menjalankan kewajibannya dengan membayar gaji pemain, pelatih, maupun tim pendukungnya meski disesuaikan karena merebaknya pandemi virus corona. Sebelumnya, kompetisi Liga 1 Indonesia dihentikan.
"Prinsipnya kami ikut instruksi PSSI. Saat ini semua tahu bahwa pemasukan klub bisa dibilang berhenti. Semua harus bergandengan tangan untuk melawan dan memerangi virus corona. Kesehatan tim adalah prioritas kami,” kata Direktur Olahraga Persija Ferry Paulus dalam keterangan resminya, Rabu (8/4).
Menurut Ferry, apa yang dilakukan merujuk pada surat PSSI 27 Maret lalu terkait penghentian kompetisi sementara, serta rujukan penyesuaian besaran gaji untuk pemain, pelatih, dan ofisial selama kompetisi terhenti. Persija memutuskan membayar gaji seluruh anggota tim sebesar 25 persen mulai Maret–Juni.
Ferry menjelaskan, apa yang dilakukan oleh manajemen tim merupakan yang terbaik dalam kondisi saat ini. Kondisi ini juga terjadi di klub sepak bola mancanegara. Hal ini untuk menyelamatkan kelangsungan hidup tim yang secara otomatis mengalami pengurangan pemasukan pasca-tidak adanya pertandingan.
Dengan dihentikannya kompetisi akibat covid-19, seluruh pemain tim yang berjuluk Macan Kemayoran ini diliburkan hingga waktu yang akan ditentukan lebih lanjut. Hal ini untuk mendukung pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona dan physical distancing.
Selanjutnya seluruh pemain melakukan latihan mandiri di rumah dengan materi yang diberikan tim pelatih. Para pemain Persija juga diwajibkan menjaga kesehatan dan asupan makan serta vitamin. "Sedangkan untuk karyawan Persija masih menjalankan pekerjaan seperti biasa dengan sistem kerja dari rumah atau work from home," kata Ferry menambahkan.
Meski diliburkan, jajaran pelatih Persija tetap memantau kegiatan pemain saat berlatih di rumahnya masing-masing. Hal ini dilalukan agar kondisi pemain tetap prima meski kompetisi belum kembali berjalan.
Tidak hanya latihan, banyak pemain tim asal ibukota itu menggalang donasi melalui program "Satu Hati Lawan Corona" seperti yang dilakukan gelandang lincah Riko Simanjuntak, penjaga gawang Shahar Ginanjar, dan yang terakhir melalui pemain asingnya, Marc Klok.