REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Pemerintah Provinsi Jawa Barat khusunya Dinas Kesehatan Jawa Barat sinergi menangani dua penyakit yang tengah mengintai warga saat ini. Selain Covid-19, penyakit demam berdarah dengue (DBD) pun tetap menjadi perhatian Pemprov Jabar.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti, berdasarkan data kasus DBD sampai dengan awal April 2020 tercatat 6.259 penderita. Yakni, pada Januari ada 1.965 penderita, Februari 2.080 penderita, Maret 1.875 penderita dan April minggu pertama sebanyak 339 penderita.
"Untuk kasus kematian Januari 20 orang, Februari 12 orang dan Maret 1 orang sehingga total kematian DBD di Jabar sebanyak 33 orang," ujar Berli, kepada wartawan, Rabu (8/4).
Sedangkan jumlah kasus positif Covid-19, kata dia, di Jabar saat ini mencapai 343 kasus dengan jumlah 29 kasus kematian sejak awal Maret 2020 lalu. Berli mengatakan, di tengah situasi saat ini, pihaknya tetap bekerja sebagai satu tim dan satu kesisteman.
"Alhamdulillaah sejauh ini bisa tertangani semua karena bekerja dengan SOP dan IT," katanya.
Keberhasilan pengendalian penyakit di Jabar, kata dia, baru akan terwujud kalau masyarakat berkontribusi aktif. Misalnya untuk DBD, masyarakat menerapkan PSN Mandiri dengan 3M plus plus. Sedangkan ntuk Covid-19, masyarakat menerapkan physical distancing, kampanye masker kain di lingkungan sendiri, PHBS, dan segera menghubungi petugas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala-gejala DBD maupun Covid-19.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengingatkan warga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) seiring dengan demam berdarah dengue (DBD) yang mulai meningkat di tengah masyarakat saat ini.
Menurut Ridwan Kamil, kewaspadaan terhadap DBD jangan sampai tertutup dengan isu wabah Covid-19 yang saat ini tengah merebak dan sudah ada di Indonesia.