Rabu 08 Apr 2020 13:27 WIB

Indonesia Punya 20 Unit Alat Tes Laboratorium PCR

Alat tersebut bisa mengetahui hasil 9.000 hingga 10.000 tes per hari.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Dokter menunjukkan alat tes swab virus corona berupa polymerase chain reaction (PCR) diagnostic kit di Laboratorium Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020).
Foto: ANTARA / M RISYAL HIDAYAT
Dokter menunjukkan alat tes swab virus corona berupa polymerase chain reaction (PCR) diagnostic kit di Laboratorium Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia sudah memiliki 20 unit alat tes laboratorium PCR yang baru didatangkan dari Roche, Swiss, yang selanjutnya didistribusikan ke 11 provinsi sebagai upaya percepatan penanganan Covid-19.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga mengatakan ke-11 provinsi yang akan mendapatkan alat tes itu, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua.

"Ini kita akan kirim secepatnya. Moga-moga setelah diinstal dalam tempo dua pekan diharapkan sudah sampai, kalau rumah sakit tersebut punya tempat namanya negatif pressure, lab tersebut sudah bisa digunakan," katanya dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (8/4).

Pemerintah telah mendatangkan 20 alat PCR yang terdiri atas dua buah RNA extractor automatic dan 18 detector PCR yang bisa melakukan tes hingga 10 ribu per harinya.

Arya mengatakan, kedua alat ini memiliki kemampuan tes yang berbeda. RNA extractor bisa mengetahui hasil tes RNA hingga 1.000 per hari, sementara detector PCR memiliki kapasitas 500 tes per hari.

Apabila semua alat tes telah terinstal, dalam satu hari bisa mengetahui hasil tes 9.000 hingga 10.000. Menurut hitung-hitungannya, jika dalam satu hari bisa dilakukan 5.000 hingga 10.000 tes, maka dalam sebulan bisa mencapai 300.000 tes.

Dengan kapasitas tes bisa mencapai 10.000 per hari, menurut Arya, akan semakin cepat pula pemerintah mendata jumlah orang yang terinfeksi virus corona, untuk kemudian menentukan langkah antisipasi selanjutnya.

Pemeriksaan menggunakan teknik reaksi rantai polimerase (PCR) merupakan salah satu tes untuk mendeteksi virus corona. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara pengumpulan usap (swab) dari saluran pernapasan atas, yakni bagian hidung, mulut dan tenggorokan.

Sampel berupa swab dari hidung, mulut, dan tenggorokan itu ditujukan untuk memastikan orang-orang yang positif Covid-19 dari hasil rapid test.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement